Wednesday 25 September 2013

FINANCIAL REPORT SEBAGAI RAPOR PERUSAHAAN Edisi Ke-2 oleh Coach Phoa William (Bisnis Coach PT Formula Bisnis Indonesia)


Dari penjelasan singkat 3 poin di atas, siapa yg setuju bahwa tujuan bisnis secara garis besarnya, apapun jenis bisnis yg dijalankan, terwakili dgn 3 poin tersebut?

Jika jawaban nya adalah ya, mari kita lanjutkan ke pembahasan berikutnya, yaitu apa dan bagaimana hubungan antara Laporan Keuangan (Financial Report), dgn tujuan bisnis yg diwakili dengan 3 poin tadi? Kita akan bahas satu persatu :
  1. Poin pertama berbicara ttg kegiatan usaha komersial, dan berbicara komersial berarti kita membahas ttg bagaimana suatu kegiatan usaha bisa diukur hasilnya secara komersial (angka), dalam periode tertentu?
  2. Pertanyaan selanjutnya, dengan cara atau metode bagaimana suatu kegiatan usaha bisa diukur secara periodik?
  3. Poin kedua, berbicara ttg tujuan kegiatan usaha adalah untuk menghasilkan keuntungan, jadi pertanyaannya adalah, bagaimana cara kita mengukur tingkat keuntungan atau kerugian dari suatu kegiatan usaha?
  4. Poin ketiga, berbicara ttg keinginan supaya bisnis bisa bertumbuh secara berkelanjutan, artinya ada kebutuhan untuk tidak sekedar mengukur untung/ rugi nya suatu kegiatan usaha, tapi juga melihat tingkat pertumbuhan, atau penurunan nya secara periodik, dari waktu ke waktu.

Cara/ metode/ alat/ tools apa yg bisa membantu kita untuk menjawab kebutuhan poin-poin di atas?

Bagaimana respon anda, jika saya mengatakan bahwa jawaban dari poin a – d di atas adalah Laporan Keuangan (Financial Report)? ……..masa sih?........ Serius lohhh?..... Gitu kali ya, kira-kira respon spontan anda?

Anda bisa menyebutnya cara, atau metode, atau alat, atau tools, atau apapun bahasa dan istilah yg anda gunakan, tapi inilah suatu cara yg klasik, sekaligus paling efektif yg pernah digunakan dalam bisnis.

Dan yang paling menarik adalah, tidak ada format Laporan Keuangan terbaik untuk semua bisnis/ usaha, karena masing-masing bisnis/ usaha memiliki keunikan nya sendiri, jadi format terbaik adalah format yg disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing Perusahaan/ bisnis maupun ownernya (tentunya tetap mengacu pada prinsip-prinsip dasar Akuntansi).


Poin terpenting nya adalah bagaimana memiliki pengetahuan dasar yg benar tentang konsep, fungsi dan cara kerjanya (context) nya, dan kemudian, untuk isi (content) nya tinggal disesuaikan dengan kebutuhan bisnis atau bahkan si pemilik bisnis nya sendiri.

Ibaratnya seperti membuat pakaian, sudah ada pola (patron) yg baku dalam pembuatan nya, (ini mewakili context), tapi bagaimana memilih model, bahan, warna, desain, potongan yg digunakan (ini mewakili content), disesuaikan dengan selera maupun kebutuhan si perancang pakaian tersebut, hal yg sama juga diterapkan dengan Laporan Keuangan yg akan dibuat.

Di akhir artikel ini, mungkin sebagian anda berpikir, untuk menjadi perancang busana saja perlu sekolah dulu, atau minimal kursus, belum lagi berapa lama waktu yg perlu diinvestasikan untuk belajar, dan berapa besar biaya yg dikeluarkan?


Jika anda sudah berpikir sejauh ini, dan anda mulai berpikir tentang memulai suatu perjalanan yg jauh, dan membuat anda mulai mengambil langkah mundur, anda tentu mengharapkan bagaimana alternatif atau cara lain yg bisa diambil, supaya anda bisa memiliki kompetensi yg diperlukan untuk mulai membuat laporan keuangan, benar?

Atau minimal, anda bisa mengerti konsep, fungsi dan cara kerjanya, dan kemudian anda bisa meng-hire seorang Akunting/ Keuangan yg bisa mengerjakan hal ini buat anda, dan kemudian anda tinggal mengontrol atau menganalisanya saja?

Jika ini yang anda inginkan, mengapa tidak mencoba mengecek jadwal pelaksanaan Seminar-seminar kami? Dari beberapa seminar yg kami adakan, ada satu seminar yg khusus membahas poin-poin yg saya bicarakan dalam beberapa artikel saya.

Seminar yg saya maksud adalah, “CASH IS KING”, di seminar ini anda ibarat mengikuti “kuliah kilat”, dimana poin dan materi yg biasa dibawakan dalam kuliah akunting atau keuangan, dibuat secara lebih ringkas, padat tapi efektif dalam menjadikan anda lebih memahami konsep dan fungsi Laporan Keuangan.

Dibawakan juga dengan contoh-contoh yg sederhana, sehingga anda bisa langsung mempraktekkan teori atau pengetahuan yg didapat dalam kelas seminar tersebut.


Sampai ketemu di seminar-seminar kami !!!



Coach Phoa William (PW)
Bisnis Coach PT Formula Bisnis Indonesia
Untuk informasi lebih lanjut bisa menghubungi PT Formula Bisnis Indonesia dengan menghubungi no 021 583 583 33

FINANCIAL REPORT SEBAGAI RAPOR PERUSAHAAN Edisi ke-1 Oleh Coach Phoa William (Bisnis Coach PT Formula Bisnis Indonesia)

Kemarin kita sudah berbicara mengenai bagaimana mengelola kas Perusahaan, dimana salah satu poin nya adalah memiliki Laporan Keuangan, dan disana juga sudah dijelaskan secara mendasar, tentang bagaimana mulai membuat laporan keuangan secara sederhana.

Berbicara mengenai laporan keuangan, saya pernah mendapat pertanyaan, mengenai apa pentingnya, atau apa perlunya ada laporan keuangan dalam suatu perusahaan?

Apa yg akan terjadi pada suatu perusahaan, jika mereka tidak memiliki laporan keuangan? Karena pernah juga salah satu teman saya membanggakan diri dan perusahaan nya, bahwa tanpa laporan keuangan pun, perusahaan nya tetap bisa berjalan dan memperoleh keuntungan, lalu kalau memang demikian, apa perlunya kita membuat laporan keuangan?

Bukankah ini suatu tambahan tugas baru, yang mungkin menurut beberapa orang, bahkan pemilik usaha, ini menjadi suatu tugas yg memusingkan dan membosankan, karena harus berhadapan dengan angka-angka?

Sebelum kita membahas ini lebih lanjut, ijinkan saya membagi sudut pandang suatu bisnis dari sisi finance/ keuangan, atau mungkin secara umum, yaitu bahwa “bisnis adalah suatu kegiatan usaha komersial yg bertujuan utk menghasilkan keuntungan, dan bertumbuh secara berkelanjutan”, disini ada 3 hal yg bisa kita lihat bersama, yaitu :

a. Kegiatan usaha komersial

Komersial disini berbicara ttg bentuk dan jenis usaha, yaitu komersil, dan bukan yayasan atau koperasi, artinya disini, dasar dari dijalankan nya suatu kegiatan usaha adalah untuk tujuan komersial, yaitu menghasilkan keuntungan, sesuai dengan prinsip ekonomi.

b. Bertujuan untuk menghasilkan keuntungan

Poin b ini lebih memperjelas dan menekankan arti dari poin a, bahwa suatu kegiatan usaha dijalankan bukan hanya untuk aktivitas atau produktivitas belaka, tapi pada akhirnya, maksud dari kegiatan usaha tersebut adalah untuk menghasilkan keuntungan, bagi si pemilik usaha.

c. Bertumbuh secara berkelanjutan

Poin c berbicara tentang tujuan jangka panjang, yg memperluas arti dari poin b, yaitu bukan sekedar menghasilkan keuntungan dalam jangka pendek saja, tapi dari keuntungan tersebut, bisnis perlu untuk bisa bertumbuh, dan tidak hanya dalam hitungan hari atau bulan saja, tapi dalam hitungan jangka waktu yang lebih panjang, (kuartal, semester, tahunan, atau bahkan belasan dan puluhan tahun).

Bersambung...
Coach Phoa William
Bisnis Coach PT Formula Bisnis Indonesia
Untuk Informasi Bisnis Coach Bisa menghubungi PT Formula Bisnis Indonesia dengan menghubungi no 021 583 583 33

Benarkah Salah Team ? edisi pertama oleh Coach Elly Raharja (Bisnis Coach PT Formula Bisnis Indonesia)



“Team saya tidak mengerti apa yang saya sampaikan”. “Sudah diberitahu berkali-kali, tetap saja tidak dijalankan”.
Dua kalimat di atas sering terlontar dari business owners. Team yang tidak bekerja sesuai harapan, instruksi berkali-kali, prosedur yang tidak dijalankan, dan sederet keluhan lainnya mengenai team. Tidak jarang owner kecewa dengan team yang tidak kompeten dan memberhentikan mereka. Apakah hal ini semata-mata merupakan kesalahan team?
Ada beberapa penyebab terjadinya kondisi ini :

1.       Team yang tidak kompeten
Owner sering sekali menyalahkan team jika team tidak bekerja sesuai ekspektasi. Apakah ini semata-mata dikarenakan team yang tidak kompeten? Bagaimana caranya team yang tidak kompeten bisa terpilih sebagai team? Bukankah owner atau setidaknya HRD yang memilih team yang bersangkutan? Kriteria seperti apa yang harus dimiliki oleh kandidat pelamar?
Apakah seorang laki-laki atau wanita? Berapa kisaran usia yang cocok? Apa latar belakang pendidikan yang sesuai? Apakah perlu memiliki pengalaman terlebih dahulu? Berapa tahun pengalaman yang harus dimiliki? Apakah memerlukan keahlian di bidang lain?
Dengan kriteria yang telah ditetapkan, pencarian bisa dimulai. Dimana perusahaan bisa mendapatkan kandidat tersebut? Apa yang akan ditawarkan kepada kandidat? Media apa yang akan dipakai? Tes apa yang akan digunakan untuk memilih kandidat yang terbaik? Siapa yang akan melakukan tugas seleksi? Apakah cukup hanya team HRD? Atau ditambah dengan kepala bagian yang memerlukan tenaga tersebut. 

2.       Ketidakjelasan prosedur kerja dan job description
Dengan kesibukan operasional sehari-hari, tenaga baru yang didapatkan sering langsung dimasukkan ke dalam on job training. Dengan melihat dan ikut melakukan apa yang dilakukan oleh seniornya, diharapkan mereka akan langsung mengerti tugas yang harus dijalankan. Jika tidak, masih bisa bertanya kepada atasannya langsung atau ke owner, untuk beberapa usaha kecil dimana semua karyawan melapor langsung kepada owner.
Tidak maksimalnya kerja team bisa dikarenakan team tidak mengetahui dengan jelas apa saja yang menjadi tugas dan tanggungjawabnya secara tertulis. Apa yang mereka lakukan adalah mengikuti apa yang telah menjadi rutinitas operasional sehari-hari. Wajar jika ada beberapa ekspektasi owner yang tidak dikerjakan oleh team.
Sudahkah owner memiliki panduan bagi team? Apa job description dari masing-masing jabatan? Bagaimana prosedur kerja yang seharusnya? Apakah terdapat aturan umum yang tertulis? Adakah panduan ‘how to manual’ bagi team untuk bekerja? 

Coach Elly Raharja
Bisnis Coach PT Formula Bisnis Indonesia
Untuk informasi lebih lanjut tentang bisnis coach bisa menghubungi PT Formula Bisnis Indonesia dengan nomer 021 583 583 33

Cara Mengelola Keuangan Proyek Anda Edisi ke-2 Oleh Coach Dion Widia (Bisnis Coach PT Formula Bisnis Indonesia)



Langkah 3: Pelacakan Mingguan
Langkah selanjutnya setelah menetapkan anggaran dan mengamankan dana cadangan adalah untuk mulai melacak bagaimana pengeluaran dana harian Anda pada proyek. Anda perlu untuk melacak setiap biaya yang terjadi. Mintalah tim Anda untuk mengisi formulir ketika mereka memerlukan dana dan menyerahkannya kembali kepada Anda untuk persetujuan. Jika Anda bisa mendapatkan tim Anda menunggu sampai Anda telah menyetujui permintaan dana sebelum biaya itu terjadi, maka Anda dapat lebih mudah mengontrol pengeluaran pada proyek. Selanjutnya,  Anda perlu untuk melacak pemakaian orang-orang Anda.  Gunakanlah tools Manajemen Proyek dimana  setiap orang diberikan tarif per jam dan total biaya jam yang dilakukan oleh orang-orang secara otomatis ditampilkan satu laporan, sehingga Anda dapat melihat apakah biaya orang Anda di bawah atau di atas anggaran.

Langkah 4: Penyelarasan
Ketika Anda mulai menghabiskan lebih banyak dana daripada anggaran Anda, Anda memiliki 3 pilihan yang tersedia untuk membantu Anda tetap dalam anggaran:
1. Buat perkiraan ulang mengenai pengeluaran Anda dan mintalah persetujuan anggaran baru kepada Sponsor Anda.
2. Segera mulai mengurangi biaya yang selama ini berjalan. Ini berarti pengurangan pengeluaran untuk tetap dapat melakukan aktivitas pekerjaan yang sama (yang memang seharusnya dilakukan).  Atau sebagai alternatif, apakah Sponsor Anda akan setuju jika lingkup pekerjaan berkurang, sehingga Anda memiliki ruang untuk membantu pengurangan pengeluaran dalam proyek.
3. Mulai menggunakan dana cadangan supaya  proyek Anda tetap berjalan di jalur utama.

Langkah 5: Manajemen Arus Kas
Pastikan Anda selalu memiliki cukup dana yang tersedia untuk menutupi pengeluaran Anda selama beberapa bulan ke depan. Manajemen Arus Kas adalah tentang mengelola uang tunai yang diperlukan untuk menjalankan dan menyelesaikan proyek Anda. Jadi pastikan Sponsor Anda telah menyetujui 1-2 bulan ke depan pekerjaan di depan waktu, dan dana yang dibutuhkan untuk mengelola proyek telah tersedia. Kemudian tetap lakukan pelacakan pengeluaran dana yang dikeluarkan setiap minggu.

Coach Dion Widia
Bisnis Coach PT Formula Bisnis Indonesia
Untuk Informasi Bisnis Coach bisa menghubungi PT Formula Bisnis Indonesia dengan menghubungi no 021 583 583 33

Cara Mengelola Keuangan Proyek Anda edisi ke-1 oleh Coach Dion Widia (Bisnis Coach PT Formula Bisnis Indonesia) edisi ke-1



Langkah 1: Tetapkan Anggaran
Langkah pertama untuk mengelola keuangan proyek Anda adalah menetapkan anggaran. Hal ini tidak semudah kedengarannya. Anda perlu memperkirakan jumlah total orang, peralatan, bahan dan biaya lainnya, diperlukan untuk menjalankan proyek. Bila anda baru pertama kali melaksanakan proyek ini, cobalah mencari informasi sebanyak mungkin untuk mendapatkan referensi yang valid yang akan membantu keputusan anda dalam penetapan anggaran.  Jangan pula ragu untuk bertanya kepada atasan anda dalam mendapatkan informasi yang dimaksud.  Anda kemudian harus menetapkan ketika dalam perencanaan proyek, kapan biaya ini akan mulai berlangsung. Dengan melakukan ini, Anda bisa mendapatkan gambaran tentang "proyek cashflow" Anda yang akan memberitahu Anda jumlah uang yang dibutuhkan untuk setiap minggu dalam proyek, untuk masing-masing aktifitas yang terjadi.

Langkah 2: Pendanaan Cadangan
Sebelum Anda membutuhkannya, cobalah mencari alternatif pendanaan cadangan dalam bisnis.  Dan ini adalah dana tambahan yang dapat digunakan untuk memberikan suntikan kepada proyek Anda, jika Anda membutuhkannya.  Beberapa Manajer Proyek benar-benar melakukan hal ini sebelumnya, tetapi jika Anda telah hampir menyelesaikan aktivitas utama dan Anda tiba-tiba kehabisan uang, maka dana cadangan mungkin "menjadi penolong" di dalam proyek. Anda selalu berada dalam posisi yang lebih baik untuk mendapatkan dana cadangan sebelum Anda membutuhkannya, daripada meminta lebih banyak uang ketika Anda sudah menghabiskan uang melebihi apa yang sudah direncanakan. Dapatkan dana cadangan di awal, sebisa mungkin sebelum proyek berjalan. Dengan mendapatkan dana cadangan pasti akan mengurangi stres Anda.

Bersambung...

Coach Dion Widia
Bisnis Coach PT Formula Bisnis Indonesia
untuk informasi bisnis caoch PT Formula Bisnis Indonesia bisa menghubungi no 021 583 583 33

APAKAH PENGHARGAAN ANDA MALAH MERUSAK KARYAWAN ANDA? oleh Coach Chandra Liestiawan (Coach PT Formula Bisnis Indonesia) Edisi ke-4



INGAT GAMBARAN BESARNYA TAPI JANGAN LUPAKAN DETILNYA

Keep it simple. Buatlah tetap mudah. Ingat bahwa sistem penilaian dibuat untuk mendorong kemajuan karyawan dan kemajuan perusahaan pada saat yang bersamaan. Sesuaikan sistem ini dengan skala perusahaan anda. Tidak perlu sistem yang terlaku kompleks jika perusahaan anda termasuk SMI. Sebisa mungkin terapkan sistem ini bisa dimengerti oleh tiap karyawan dan jalankan dengan se-transparan mungkin. Ibaratnya pada setiap pertandingan olahraga, pasti memiliki aturannya masing-masing yang harus jelas, dilakukan dengan adil dan pemain harus memahami aturan-aturan tersebut.
Systemize the routine, humanize the exception. Sistemasi rutinitas, toleransi pengecualian. Jangan masukan hal-hal yang sifatnya pengecualian pada kriteria penilaian yang anda buat. Sampai nantinya pengecualian itu menjadi suatu rutinitas. Misalnya, suatu ketika karyawan akunting anda terpaksa melakukan pengiriman karena semua sopir anda tidak ada yang bisa, maka jangan kemudian kriteria sopir dibebankan pada karyawan akunting tersebut. Kecuali sampai suatu saat karyawan akunting benar-benar telah rutin melakukan pekerjaan sopir juga.
See the tree but don’t forget the forest. Lihat pohonnya tapi jangan lupa hutannya. Setiap karyawan anda adalah bagian dari tim. Selain penilaian-penilaian yang ditujukan untuk masing-masing karyawan, persiapkan pula penilaian untuk tim. Hal ini bisa diterapkan dengan 3 cara, yaitu : menambahkan kriteria yang berhubungan dengan tim, atau memberlakukan perhitungan total per tim, atau gabungan keduanya. Intinya jangan sampai tim menjadi hancur karena persaingan antar karyawan yang tidak sehat.
Better know where you want to go before you hit the road. Sebaiknya ketahui tujuan anda sebelum anda jalan. Mengetahui tujuan yang ingin dicapai, kemudian menyusun jalan menuju tujuan tersebut, akan membantu anda untuk membuat setiap langkah anda menjadi berguna untuk ke tujuan tersebut. Siapkan visi-misi, budaya, goal, target jangka pendek dan jangka panjang lalu sesuaikan kriteria-kriteria anda pada hal-hal tersebut. Ada kalanya perusahaan memiliki goal yang berbeda pada tahap perkembangan yang berbeda. Jadikan sistem penilaian ini untuk mendorong tercapainya goal tersebut.
Practice make perfect. Latihan membuat kesempurnaan. Ingatlah bahwa anda tidak bisa menghasilkan sistem penilaian yang langsung sempurna saat pertama kali anda membuatnya. Sistem penilaian yang telah jadi, perlu dievaluasi dan disesuaikan berkali-kali hingga akhirnya anda mendapatkan sistem penilaian yang tepat.
To have a good game every player must know the rules of the game.Untuk mendapatkan permainan yang baik, setiap pemain harus mengetahui aturannya dahulu. 

Coach Chandra Liestiawan
Bisnis Coach PT Formula Bisnis Indonesia
Untuk informasi bisnis coach bisa menghubungi PT Formula Bisnis Indonesia dengan menghubungi no
021 583 583 33

SELAMAT DATANG, SELAMAT BERKUNJUNG

DAPATKAN INFO BISNIS SEMINAR TRAINING MOTIVASI TERBARU

DAPATKAN INFO MITRA BISNIS, INFO ENTREPRENUR, INFO BISNIS

ADD PIN 57BD201A untuk Info Bisnis dan Silahkan isi form untuk info lebih lanjut

MENGGUNAKAN BLOG karena ingin menunjukkan bisnis tanpa modal