Coaching menurut ICF (International Coach Federation) adalah “A Partnering with clients, in thoughts-provoking, an creative process that inspires them to maximize their personal and professional potential”. Jadi Coaching secara lebih umum dapat diartikan sebagai sebuah kerjasama dan proses kreatif yang tujuannya adalah menginspirasi, memprovokasi serta mengeksplorasi dan memberdayakan potensi personal/profesional klien secara terarah dan terukur, dengan cara bertanya, metafora dan memberikan feedback/feedforward.
Saat ini istilah Coaching sudah mulai ramai dibicarakan. Tetapi tidak sedikit yang menganggap bahwa Coaching itu sama saja dengan Training dan Consulting, padahal ada perbedaan mendasar pada ketiganya.
Training adalah lebih menekankan pada sharing knowledge/skills. Seorang Trainer bertanggungjawab untuk mentransformasikan konowledge/skills tertentu kepada audiensnya. Tujuan dari training, adalah merubah dari yang tidak tahu menjadi tahu, yang tidak bisa (secara teknis) menjadi bisa.
Consulting lebih menekankan pada solusi (solution provider), penyelesaian masalah (problem solver)dan mereka melakukannya untuk klien (do it for you). Sehingga consulting ini lebih pada memberikan ikan daripada mengajari mengail.
Coaching lebih menekankan pada re-educating, mengekspolrasi dan memberdayakan sumberdaya-sumberdaya (exploring dan empowering of resources), orientasinya pada hasil (results) dengan berfokus pada proses yang terarah dan terukur. Coaching lebih pada mengajari mengail daripada memberi ikan.
Jadi, Business Coaching adalah aktifitas coaching yang dilakukan oleh seorang Coach dengan pemilik dan/atau pelaku bisnis (klien), dengan memberdayakan seluruh potensi personal maupun organisasional, melalui percakapan, metafora maupun dengan memberikan feedback/feedforward, dengan tujuan meningkatkan performa bisnisnya sesuai yang dikehendaki oleh klien, secara terarah dan terukur.
SEBERAPA EFEKTIF ‘BUSINESS COACHING’ BAGI ANDA…?
Olivero, Bane & Kopelman melakukan sebuah study, mereka melakukan analisis dampak Executive Coaching dibandingkan dengan Training. Mereka mendapatkan sebuah kesimpulan bahwa eksekutif perusahaan yang diberikan Training peningkatan produktifitasnya hanya sebesar 22.4%, angka tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan eksekutif perusahaan yang diberikan Coaching. Eksekutif yang diberikan coaching, produktifitasnya MENINGKAT sampai 88%.
Hasil study Olivero, Bane & Kopelman tersebut diperkuat juga oleh hasil study dari Manchester Inc.’s(Busines Wire, 4 Januari 2001) yang mengambil sampel dari 100 eksekutif perusahaan untuk mengukur efektifitas dan peningkatan produktifitas ketika mereka menggunakan metode Coaching. Mereka diberikan Change-oriented Coaching dan Growth-oriented Coaching selama 6 hingga 12 bulan. Dan hasilnya :
1. Terdapat peningkatan produktifitas sebesar 53%
2. Peningkatan kualitas kinerja sebesar 48%
3. Peningkatan penguatan organisasi 48%
4. Pelayan pada pelanggan meningkat 39%
5. Penurunan tingkat komplain sebesar 34%
6. Peningkatan hubungan dengan pelanggan 37%
7. Mereduksi biaya sebesar 23%
8. Peningkatan keuntungan usaha sebesar 22%
9. Peningkatan hubungan kerja dengan atasan langsung ( pendapat 77% eksekutif)
10. Peningkatan hubungan kerja dengan supervisor 71%
11. Kerjasama Tim meningkat 67%
12. Kepuasan kerja meningkat 61%
13. Menurunkan konflik sebesar 52%
14. Meningkatkan komitmen organisasional sebesar 44%
Dari gambaran tersebut, coaching memiliki dampak yang sangat signifikan dibandingkan metode yang lain. Sehingga dengan demikian metode coaching adalah sebuah pilihan keputusan yang tepat untuk meningkatkan performa baik secara personal maupun organisasional.
BAGAIMANA PROSES ‘BUSINESS COACHING’…?
Ada 3 proses dalam coaching : Pre-Coaching, Coaching dan Post-Coaching. Pada fase Pre-Coachingdiawali dengan melakukan evaluasi bisnis atau diagnosa permasalahan sehingga pelatih (coach)mendapatkan gambaran jelas pada bagian-bagian yang mana yang perlu improvement segera, serta persetujuan perjanjian coaching antara coach dengan klien. Pada fase Coaching adalah proses penggalian dan pemberdayaan potensi, sehingga klien menemukan pilihan-pilihan solusi dan mampu mengambil keputusan untuk melakukan eksekusi dari pilihan solusi tersebut. Sedangkan fase Post-Coaching adalah pengukuran atau evaluasi terhadap proses coaching yang telah dilakukan.
Coaching dilakukan secara reguler, umumnya 2 kali pada setiap bulan, setiap sesi coaching berdurasi 2 jam. Ketentuan coaching akan dituangkan dalam Perjanjian Program Coaching.
BERAPA LAMA IDEALNYA ‘BUSINESS COACHING’ DILAKUKAN…?
Sebenarnya tidak ada batasan waktu ideal dalam hal coaching ini. Klien bisa mengikuti program coaching sesuai kebutuhannya. Di FBI, ada batas minimal program coaching yaitu 3 (tiga) bulan, sesudahnya dapat di evaluasi, dan klien berhak menentukan untuk stop coaching atau melanjutkan program coaching. Dalam kenyataannya, karena bagi beberapa orang, coaching adalah hal yang relatif baru, 3 (tiga) bulan pertama tersebut adalah waktu penyesuaian, namun tidak sedikit pula yang merasakan impact dari coaching secara signifikan di 3 (tiga) bulan pertama tersebut.
SKALA BISNIS atau JENIS BISNIS APA YANG LAYAK MENGIKUTI PROGRAM ‘BUSINESS COACHING’…?
Keputusan layak atau tidaknya mengikuti program coaching tidak ditentukan dari seberapa besar skala usaha dan jenis bisnisnya, tetapi lebih pada seberapa besar pencapaian yang dikehendaki dan seberapa berartinya pencapaian tersebut bagi Anda. Anda tidak perlu mengikuti program coaching jika pencapaian yang anda inginkan itu tidak cukup berarti untuk anda wujudkan.
APA SAJA INDIKASI SEBUAH USAHA/BISNIS MEMBUTUHKAN ‘BUSINESS COACHING’…?
Secara umum, anda membutuhkan program coaching, jika :
- Pencapaian omset dan keuntungan tidak sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
- Bingung mengelola dan mengontrol keuangan (banyak terjadi kebocoran).
- Menghadapi persaingan usaha masih mengandalkan “perang harga”.
- Organisasi dan Bisnis belum berjalan efektif dan efisien.
- Kinerja dan Produktifitas karyawan stagnan atau bahkan menurun.
- Tidak cukup memiliki kemampuan managerial.
- Kurang mampu menggerakkan karyawan untuk mencapai tujuan perusahaan.
- Turn-over karyawan cukup tinggi.
- Ingin melakukan ekspansi tetapi tidak tahu strateginya.
- Bisnis/usaha belum tersistemasi dengan baik.
- Sering terjadi konflik antar bagian dalam organisasi perusahaan.
- Tidak ada pengukuran yang jelas pada setiap aktifitas bisnis.
- Belum cukup puas dengan pencapaian saat ini.
- Ingin melipatgandakan omset dan profit secara signifikan.
- Ingin melakukan perluasan pasar (ekspansi pasar).
- Ingin memperbesar “market share”.
- Ingin memiliki tim yang solid dan loyal.
- Ingin bisnis bisa tetap berjalan dengan baik dan tetap memberikan keuntungan meskipun tanpa keterlibatan pemilik (business owner)
- Ingin mereduksi biaya-biaya.
- Ingin menciptakan suasana yang kondusif dalam aktifitas pekerjaan.
- Ingin memperbesar skala bisnis/usaha.
- Ingin melakukan franchise bisnis.
- Dan lain-lain…
ADAKAH GARANSI KEBERHASILAN PROGRAM ‘BUSINESS COACHING’…?
Ada! FBI menggaransi proses coachingnya sesuai dengan standar kompetensi yang telah ditetapkan. Keberhasilan dan kesuksesan coaching tentu saja menjadi tanggungjawab klien sendiri. Karena Coach tidak terlibat dalam ‘day to day activities’ pada bisnis/usaha klien. Yang paling menentukan keberhasilan klien dalam coaching adalah seberapa besar KOMITMEN dan KESUNGGUHAN klien untuk berhasil. Dan dengan komitmen dan kesungguhan klien tersebut, seorang Coach akan mengantarkannya pada tujuan yang dikehendaki klien.
Data fakta 67% sukses menjalani bisnis coaching dan menaikkan omset perusahaan sampe 300 %,
33% fails, alasan kegagalan client mengikuti bisnis coaching
1. Below the Line (terlalu banyak alasan)
2. Procrastination (Menunda-nunda waktu)
3. No Outcome atau To Many Outcome
4. Open & Honest (tidak terbuka dan tidak percaya)
Apabila anda mau konsultasi free coaching silahkan isi form berikut