Friday, 16 August 2013

Analisa laporan keuangan (Pengertian ROI)

Pengertian ROI (Return On Investment)
Menurut Munawir (1195:89) ROI (Return On Investment) adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasinya perusahaan untuk menghasilkan keuntungan.

Besarnya ROI dipengaruhi oleh dua faktor :

A. Tingkat perputaran aktiva yang digunakan untuk operasi

B. Profit Margin, yaitu besarnya keuntungan operasi yang dinyatakan dalam prosentase dan jumlah penjualan bersih. Profit Margin ini mengukur tingkat keuntungan yang dapat dicapai oleh perusahaan dihubungkan dengan penjualannya.

Menurut Abdullah Faisal (2002:49) ROI ini sering disebut Return On Total Assets dipergunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan menggunakan keseluruhan aktiva yang dimilikinya.

Kelebihan dan Kelemahan ROI

Menurut Abdullah (2002:50) kelebihan ROI antara lain:

1.Selain ROI berguna sebagai alat control juga berguna untuk keperluan perencanaan. ROI dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan apabila perusahaan akan melakukan ekspansi.

2.ROI dipergunakan sebagai alat ukur profitabilitas dari masing-masing produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Dengan menerapkan sistem biaya produksi yang baik, maka modal dan biaya dapat dialokasikan ke dalam produk yang dihasilkan oleh perusahaan, sehingga dapat dihitung masing-masing.

3.Kegunaan ROI yang paling prinsip adalah berkaitan dengan efisiensi penggunaan modal, efisiensi produk dan efisiensi penjualan. Hal ini dapat dicapai apabila perusahaan telah melaksanakan praktik akutansi secara benar dalam artian mematuhi sistem dan prinsip-prinsip akutansi yang ada.

Menurut Abdullah (2002:51) kelemahan ROI antara lain:

1.Mengingat praktek akutansi dalam perusahaan seringkali berbeda maka kelemahan prinsip yang dihadapi adalah kesulitan dalam membandingkan rate of return suatu perusahaan dengan perusahaan lain.

2.Dengan menggunakan analisa rate of return atau return on investment saja tidak dapat dipakai untuk membandingkan dua perusahaan atau lebih dengan memperoleh hasil yang memuaskan.

Cara menghitung ROI :

Secara sederhana Return On Investment (ROI) dapat didefinisikan sebagai sebuah perhitungan yang memungkinkan suatu usaha untuk menentukan jumlah usaha yang diterima dari penanaman sejumlah modal yang berupa uang atau sumber daya. Persamaan yang biasa digunakan untuk menghitung laba atas investasi ialah

ROI = (laba atas investasi-investasi awal)       x 100 %
                        investasi 

ROI = Rp 20.000.000 x 100%   = 90,9%
           Rp 22.000.000

Kesimpulan :

Hal ini berarti bahwa jumlah aktiva yang dimiliki perusahaan mampu menghasilkan laba sebesar 90,9 % dari total aktiva yang dimiliki tersebut sangat baik


Cara mudah menghitung Return On Investment (ROI):

1.Hal pertama yang harus Anda lakukan ialah memperoleh informasi dasar yang diperlukan, yaitu laba atas investasi.

2.Selanjutnya ialah Anda harus mengetahui apa saja yang menjadi investasi awal. Investasi awal diasumsikan meliputi uang yang dibelanjakan dan waktu yang dihabiskan karyawan.

3.Kini Anda dapat memulai untuk membuat persamaan.

4.Setelah memastikan persamaan tersebut terisi dengan benar, Anda dapat menghitung ROI.

Sebuah contoh kasus:

Perusahaan A berinvestasi sebesar Rp 500 juta dalam sebuah usaha peluncuran produk baru. Setelah peluncuran produk itu, perusahaan A menerima jumlah penjualan sebesar 900 buah. Jumlah dana dari penjualan baru yang mencapai angka Rp 600 juta.

Langkah pertama yaitu menemukan jumlah laba atas investasi yang sebesar Rp 100 juta. Langkah kedua ialah dengan mengetahui jumlah investasi awal Rp 500 juta. Langkah ketiga yaitu menyusun persamaannya:

laba atas investasi = ((Rp 600 juta - Rp 500 juta)/ Rp 500 juta) x 100 = 20%

Seringkali kita hanya berfokus pada margin keuntungan atas produk atau jasa, akan tetapi kita seharusnya juga menghitung ROI secara akurat untuk mendapatkan kepastian dan keyakinan bahwa usaha yang dijalankan mampu terus berkembang. Dalam menjalankan bisnis, seorang entrepeneur harus memperhatikan jumlah dana yang harus diinvestasikan dalam mencapai target penjualan, jumlah margin keuntungan yang diperoleh dan bagian dari margin keuntungan tersebut yang akan digunakan untuk mengembangkan bisnis. Apabila investasi yang dilakukan hanya menghasilkan margin keuntungan yang sedikit, maka usaha tersebut akan mengalami kesulitan untuk berkembang di masa yang akan datang dan bahkan dalam jangka panjang akan mengalami kegagalan.


Sumber: Management.co.id

Analisa Laporan Keuangan (Profit Margin)


Jenis-jenis Rasio Profit Margin Rasio profit margin dapat dibedakan menjadi tiga macam sebagai berikut :

1. Gross Profit Margin RatioGross profit margin ratio menurut Munawir (2001:99) dapat dihitung dengan rumus:


Gross profit margin ratio

Ratio gross profit margin mencerminkan atau menggambarkan laba kotor yang dapat dicapai setiap rupiah penjualan, atau bila ratio ini dikurangkan terhadap angka 100% maka akan menunjukan jumlah yang tersisa untuk menutup biaya operasi dan laba bersih. Data gross profit margin ratio dari beberapa periode akan dapat memberikan informasi tentang kecenderungan gross profit margin ratio yang diperoleh dan bila dibandingkan standar ratio akan diketahui apakah margin yang diperoleh perusahaan sudah tinggi atau sebaliknya.

2. Net Profit Margin RatioNet profit margin ratio menurut Riyanto (1999:37) dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :


Net profit margin ratio

Besar kecilnya rasio profit margin pada setiap transaksi sales ditentukan oleh dua faktor, yaitu net sales dan laba usaha atau net operating income tergantung kepada pendapatan dari sales dan besarnya biaya usaha (operating expenses). Dengan jumlah operating expenses tertentu rasio profit margin dapat diperbesar dengan memperbesar sales, atau dengan jumlah sales tertentu rasio profit margin dapat diperbesar dengan menekan atau memperkecil operating expensesnya.

3. Operating Profit Margin RatioSelisih antara net margin ratio (ratio laba bersih dengan penjualan) dengan 100% menunjukan presentase yang tersisa untuk menutup harga pokok penjualan dan biaya operasi, persentase yang tersisa ini dinamakan operating margin ratio atau ratio antara (harga pokok penjualan + biaya operasi) dengan penjualan bersih (Munawir, 2001:100). Sehingga operating margin dapat dihitung dengan rumus:


Operating profit margin ratio

Operating ratio mencerminkan tingkat efesiansi perusahaan, sehingga ratio yang tinggi menunjukan keadaan yang kurang baik karena berarti bahwa setiap rupiah penjualan yang terserap dalam biaya juga tinggi, dan yang tersedia untuk laba kecil. Tetapi ratio yang tinggi mungkin tidak hanya disebabkan oleh faktor intern yang dapat dikendalikan oleh manajemen, tetapi juga faktor ekstern misalnya faktor harga yang sulit dikendalikan oleh manajemen.

ikuti seminar cara memulai bisnis KLIK DISINI

sumber : http://www.kajianpustaka.com/2012/11/rasio-profit-margin.html#ixzz2c7SIoIiO 

Analisa Laporan Keuangan (Rasio Profitabilitas)

Analisa laporan keuangan jika bisa diketahui dengan melihat rasio Profitabilitas, yang merupakan rasio yang dapat digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan, sekaligus memberikan ukuran tingkat efektifitas manajemen suatu perusahaan. Beberapa rasio yang tergolong dalam rasio profitabilitas, adalah :

3. Return of Equity (ROE)

Untuk Informasi lebih jelas bisa mengikuti seminar Analisa Laporan Keuangan tgl 20 - 21 September 2013
Klik disini untuk Informasi lebih jelas

Modal awal untuk menjadi wirausaha sukses

Banyak hal yang menjadi alasan mengapa seseorang tidak mau membuka usaha. Salah satu alasan yang banyak  dikemukakan orang adalah ketiadaan modal usaha.  Mereka selalu beranggapan bahwa modal menjadi hambatan yang paling utama untuk membuka sebuah usaha. Sebaliknya, mereka selalu beranggapan bahwa dengan adanya modal usaha, maka mereka akan dengan mudah membuka usaha

Dalam menjalankan sebuah usaha, salah satu faktor pendukung yang dibutuhkan adalah modal. Jika kita ibaratkan memulai usaha dengan membangun sebuah rumah, maka adanya modal menjadi bagian pondasi dari rumah yang akan dibangun. Semakin kuat pondasi yang dibuat, maka semakin kokoh pula rumah yang anda bangun.

Begitu juga pengaruh modal terhadap sebuah usaha, keberadaannya mejadi pondasi awal usaha yang akan dibangun. Modal tidak selamanya dalam bentuk uang, beberapa modal yang dibutuhkan dalam menjalankan usaha, antara lain tekad, pengalaman, keberanian, pengetahuan, networking, serta modal uang atau aset itu sendiri. Namun dari beberapa modal yang dibutuhkan, kebanyakan orang terhambat memulai usaha karena mereka sulit untuk mendapatkan modal uang atau aset.

Pada kebanyakan kasus, sebenarnya modal bukanlah alasan seseorang utnuk tidak membuka usaha. Ketidakadaan ide usahalah yang sebenarnya yang menghambat seseorang untuk mulai membuka usahanya. Namun demikian, jika benar bahwa alasan seseorang tidak membuka usaha tersebut memang karena ketiadaan modal, maka perlu ada solusi yang harus dipecahkan bersama agar seseorang memiliki modal usaha untuk membuka usaha.

Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah, apa yang harus dilakukan jika usaha yang anda buka setelah sekian lama ternyata belum memberikan hasil sementara anda sudah mengeluarkan banyak uang untuk memulai usaha tersebut ? Haruskah anda kembali menambah modal usaha untuk biaya promosi sekedar mengenalkan usaha anda ke pasar ? Jika hal tersebut yang akan anda lakukan, maka ada kemungkinan anda akan semakin terperosok dalam permasalahan modal usaha, yang pada akhirnya justru aakan menimbulkan kebangkrutan.

Dalam menjalankan usaha, modal memang sangat diperlukan. Namun alangkah bijaksananya jika modal yang tersedia tersebut tidak semata-mata untuk sekedar membuka usaha melainkan untuk mengembangkan usaha yang telah berjalan. Lalau bagaimana caranya seseorang bisa membuka usaha tanpa harus mengeluarkan modal? Inilah yang seharusnya bisa dilakukan oleh setiap orang sebelum membuka usaha.


Thursday, 15 August 2013

wirausaha adalah (menurut wikipedia)



Kewirausahaan (Inggris: Entrepreneurship) atau Wirausaha adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan.Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian.

Kewirausahaan memiliki arti yang berbeda-beda antar para ahli atau sumber acuan karena berbeda-beda titik berat dan penekanannya. Richard Cantillon (1775), misalnya, mendefinisikan kewirausahaan sebagai bekerja sendiri (self-employment).Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu.Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi risiko atau ketidakpastian.Berbeda dengan para ahli lainnya, menurut Penrose (1963) kegiatan kewirausahaan mencakup indentfikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi sedangkan menurut Harvey Leibenstein (1968, 1979) kewirausahaan mencakup kegiatan yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnyadan menurut Peter Drucker, kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan.Muncul pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur) mempunyai cara berpikir yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka mempunyai motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang sangat terkait dengan nilai nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia unggul.
 
sumber :  www.wikipedia.org

Wirausaha sukses (cara memotivasi diri)

Terkadang dalam hidup mencapai titik dimana memang benar-benar terpuruk atau bahkan sesuatu yang kita kerjakan berada dalam posisi "diam di tempat" alias tidak ada kemajuan. Disaat inilah kita sebenarnya membutuhkan motivasi, tidak hanya motivasi dari luar seperti membaca buku Mario Teguh, Andrie Wongso, Tung Desum Waringin, dan lain lainnya. Tapi yang paling penting jika kita dapat memotivasi diri kita sendiri. Ini beberapa pendapat untuk bisa memotivasi diri sendiri :
  1. Tindakan yang positif. Kita harus punya kepercayaan diri, keyakinan, keberanian, dan antusias. Melalui cara inilah biasanya kita jadi serasa mempunyai energi yang lebih dari biasanya. Tetap berpikir positif dengan menjaalani semua tantangan dan masalah sebagai kesempatan.
  2. Pikirkan kata-kata positif. Kita sebenarnya dipenuhi dengan "SelfTalk" yaitu kata yang sering kita pikirkan. Jika kita menciptakan mood yang negatif atau bahkan depresi, maka akan berpengaruh dalam kegiatan kita. Sekarang saatnya mengubah kata-kata negatif dalam pikiran andan menjadi positif.
  3. Berolahraga. Ada penelitian yang menunjukkan bahwa olahraga dapat membuat seseorang termotivasi berolahragalah.
  4. Ambillah resiko. untuk lebih maju kadang kita harus meninggalkan comfort zone dan ambil resiko. Jangan takut gagal setelah mengambil resiko. Kita bisa mencoba sesuatu yang baru atau cara yang berbeda. Keluarlah dari kenyamanan dan lihatlah, karena kita tidak pernah tahu jika belum mencoba.
  5. Visualisasikan sesuatu yang positif. Kita dapat memulai sesuatu dengan membayangkan apa yang kita inginkan. Kadang diantara kita tidak ada yang berani membayangkan hal yang besar. Padahal dengan membayangkan hal tersebut kita menjadi punya target dan juga tahap-tahap untuk mencapainya.
  6. Ciptakan goal. Dengan adanya goal yang kita buat, hidup kita menjadi lebih fokus dan mempunyai arah yang jelas untuk mencapai keinginan kita.
  7. Berpenampilan positif. Penampilan baik akan menciptakan perasaan yang baik dan mood yang baik juga.
  8. Bantulah orang lain, bertukar pikiran dan membantu tanpa pamrih agar hidup kita lebih berarti, orang yang sukses menemukan motivasi dan arti dari membantu orang lain.

Wirausaha Suskes (akan memiliki relasi lebih banyak)

Dalam menjalankan usahanya, seorang wirausaha sukses akan berhubungan dengan banyak orang seperti pelanggan, supplier, birokrat dan lain sebagainya. Terkadang diantara mereka akan saling mengenalkan satu sama lainnya sehingga para wirausaha sukses akan memiliki banyak relasi. Hal ini sangat bermanfaat bagi mereka dalam menjalankan usahanya. Berbeda halnya dengan seorang karyawan atau pegawai yang terkadang ruang geraknya sangat terbatas sehingga ia tidak bisa berhungungan dengan banyak orang yang pada akhirnya ia akan memiliki relasi dengan jumlah terbatas.

SELAMAT DATANG, SELAMAT BERKUNJUNG

DAPATKAN INFO BISNIS SEMINAR TRAINING MOTIVASI TERBARU

DAPATKAN INFO MITRA BISNIS, INFO ENTREPRENUR, INFO BISNIS

ADD PIN 57BD201A untuk Info Bisnis dan Silahkan isi form untuk info lebih lanjut

MENGGUNAKAN BLOG karena ingin menunjukkan bisnis tanpa modal