Seminar training motivasi merupakan agenda untuk membangun Indonesia lebih baik dengan mengadakan seminar bisnis, seminar franchise, seminar leadership, seminar kewirausahaan, seminar cara bisnis, bisnis coach indonesia, kerja sama mitra bisnis, bisnis online gratis, memulai cara bisnis dengan training-training bisnis sehingga membantu pebisnis mendapatkan uang banyak sehingga akan menjadikan wirausaha sukses dan pengusaha sukses yang akan meningkatkan perekonomian di Indonesia
Wednesday, 5 December 2012
leadership
Pengembangan leadership, Mengembangkan Keterampilan Belajar Leadership
Leadership (Kepemimpinan) sangat penting bagi keberhasilan
berkelanjutan setiap organisasi. Seorang pemimpin besar di atas membuat
perbedaan besar untuk nya atau organisasinya. Semua orang akan setuju dengan
pernyataan ini. Para ahli di bidang sumber daya manusia menyebutkan pentingnya
para pemimpin di semua tingkatan, dan bukan hanya bahwa pimpinan di atas. Hal
ini bukan tanpa alasan bahwa perusahaan seperti 3M, Proctor & Gamble, GE,
Coca Cola, HSBC dll telah diketahui dimasukkan ke dalam proses tempat untuk
mengembangkan pemimpin terus menerus.
Sebutkan hal ini, bagaimanapun, dengan atasan, atau seorang
manajer penjualan, atau eksekutif dalam organisasi yang paling dan Anda mungkin
akan berurusan dengan tanggapan malu-malu.
Membangun Leadership (kepemimpinan)-sebuah kebutuhan
strategis?
Subjek kepemimpinan dibahas secara umum oleh banyak
organisasi. Kepemimpinan biasanya dipahami dalam hal atribut pribadi seperti
karisma,, komunikasi inspirasi, dinamisme, insting ketangguhan,, dll, dan tidak
dalam hal apa pemimpin yang baik dapat lakukan untuk organisasi mereka.
Mengembangkan pemimpin jatuh dalam domain HR. Anggaran yang dibingkai dan
pengeluaran yang digunakan dengan indikator seperti jam pelatihan per karyawan
per tahun. Apakah niat baik di balik anggaran pelatihan bisa diterjemahkan ke
dalam tindakan atau tidak, tidak dipantau.
Pengeluaran pembangunan tersebut kepemimpinan yang
didasarkan hanya pada niat baik dan ide-ide umum tentang kepemimpinan
mendapatkan axed di saat buruk dan mendapatkan berlebihan selama masa yang
baik. Jika memiliki pemimpin besar atau baik di semua tingkatan merupakan
kebutuhan strategis, sebagai perusahaan top di atas menunjukkan dan sebanyak
pakar manajemen terkemuka menegaskan, mengapa kita melihat seperti berhenti dan
pergi pendekatan?
Mengapa ada skeptisisme tentang program pengembangan Leadership
(kepemimpinan)?
Alasan pertama adalah bahwa harapan dari baik (atau besar)
pemimpin tidak didefinisikan dalam istilah operasi dan dengan cara-cara di mana
hasil dapat diverifikasi. Pemimpin diharapkan untuk mencapai 'banyak hal.
Mereka diharapkan untuk mengubah lamban menjadi berkinerja tinggi, berbalik
perusahaan, pelanggan pesona, dan mempesona media. Mereka diharapkan untuk
melakukan mujizat. Harapan ini tetap hanya angan-angan. Ini hasil yang
diinginkan tidak dapat digunakan untuk memberikan petunjuk tentang kesenjangan
dalam keterampilan kepemimpinan dan kebutuhan pembangunan.
Tidak adanya kerangka kerja yang komprehensif dan generik
(berlaku di berbagai industri dan kondisi) untuk mendefinisikan kepemimpinan
berarti bahwa upaya pengembangan kepemimpinan yang tersebar dan tidak konsisten
di alam. Inkonsistensi memberikan nama yang buruk untuk program pengembangan
kepemimpinan. Ini melahirkan sinisme (ini mode datang dan pergi ....) dan
ketahanan terhadap setiap inisiatif baru. Ini adalah alasan kedua mengapa
tujuan pengembangan kepemimpinan sering tidak terpenuhi.
Alasan ketiga adalah dalam metode yang digunakan untuk
pengembangan kepemimpinan. Kepemimpinan program pengembangan bergantung pada
kombinasi dari kuliah (misalnya pada mata pelajaran seperti team building,
komunikasi), studi kasus, dan latihan kelompok (pemecahan masalah), dan
beberapa pembicaraan inspirasi oleh para pemimpin bisnis atas atau guru
manajemen.
Kadang-kadang program terdiri dari kegiatan di luar ruangan
atau petualangan untuk membantu orang ikatan yang lebih baik dengan satu sama
lain dan membangun tim yang lebih baik. Program-program ini menghasilkan
'merasa baik' efek dan dalam beberapa kasus peserta 'kembali' dengan rencana
aksi pribadi mereka. Namun dalam sebagian besar kasus mereka gagal untuk
memanfaatkan upaya yang telah masuk saya harus menyebutkan pembinaan
kepemimpinan dalam meninggalnya. Di tangan seorang pelatih ahli seorang
eksekutif bersedia dapat meningkatkan keterampilan kepemimpinannya secara
dramatis. Tapi pembinaan kepemimpinan adalah terlalu mahal dan tidak dapat
diakses untuk sebagian besar eksekutif dan organisasi mereka.
Kepemimpinan-keunggulan kompetitif
Selama pekerjaan saya sebagai pemimpin bisnis dan kemudian
sebagai pelatih kepemimpinan, saya menemukan bahwa itu berguna untuk
mendefinisikan kepemimpinan dalam hal operasi. Ketika kepemimpinan
didefinisikan dalam hal apa yang dilakukan dan dalam hal kemampuan seseorang,
lebih mudah untuk menilai dan mengembangkannya.
Ketika keterampilan kepemimpinan didefinisikan dengan cara
di atas hadir di semua tingkat, mereka memberikan kemampuan yang berbeda untuk
sebuah organisasi. Kemampuan ini memberikan keunggulan kompetitif bagi
organisasi. Organisasi dengan pipa pemimpin yang baik memiliki keunggulan
kompetitif dibandingkan organisasi lain, bahkan mereka dengan para pemimpin
besar hanya di bagian atas. Keunggulan kompetitif adalah:
1. Mereka (organisasi) dapat memecahkan masalah dengan cepat
dan dapat pulih dari kesalahan cepat.
2. Mereka memiliki komunikasi yang sangat baik horisontal.
Hal (proses) bergerak lebih cepat.
3. Mereka cenderung kurang sibuk dengan diri mereka sendiri.
Oleh karena itu mereka memiliki 'waktu' bagi orang-orang luar. (Lebih dari 70%
dari komunikasi internal sekitar pengingat, koreksi kesalahan dll. Mereka
boros)
4. Staf mereka (tidak langsung) produktivitas yang tinggi.
Ini adalah salah satu tantangan terberat manajemen.
5. Mereka pandai mengindahkan sinyal yang berkaitan dengan
kualitas, keluhan pelanggan, pergeseran kondisi pasar dan preferensi pelanggan.
Hal ini menyebabkan baik dan berguna bottom-up komunikasi. Pemimpin puncak
cenderung memiliki jumlah kurang dari blind spot dalam organisasi tersebut.
6. Lebih mudah untuk menggelar program untuk pergeseran
strategis dan juga untuk meningkatkan proses bisnis (menggunakan Six Sigma,
TQM, dll). Baik bottom-up komunikasi meningkatkan top-down komunikasi juga.
7. Mereka membutuhkan lebih sedikit 'pengawasan', karena
mereka sangat berakar pada nilai-nilai.
8. Mereka lebih baik untuk mencegah bencana kegagalan.
Harapan dari para pemimpin yang baik dan efektif harus
diatur dengan jelas. Program pengembangan kepemimpinan harus dipilih untuk
mengembangkan keterampilan kepemimpinan yang dapat diverifikasi dalam hal
operasi. Karena pengembangan kepemimpinan merupakan kebutuhan strategis, ada
kebutuhan untuk kejelasan tentang aspek-aspek di atas.
(Untuk mengikuti seminar leadership bisa contack ke PT Formula Bisnis Indonesia di 021-583-583-33)
MASTER TRAINER SEMINAR TRAINING MOTIVASI
GENDRO SALIM
Founder, President Director dan Master Coach dari PT. Formula Bisnis Indonesia (FBI),
Chairman dari PT. Ponny Ekspress Suksestama and PT. Lima Motto Nusantara,
NLP Training Specialist (certified by Richard Bandler, Co-Creator NLP) dan Hypnotherapy Practitioner,
Certified Coach Practitioner dan Certified Competent Coach dari Global Coach Trust (ICF Approved Coach Specific Training Hour Provider),
International Coach Federation (ICF) Coach Member,
Memiliki pengalaman Business Coaching lebih dari 5.000 jam dan memilliki semangat yang luar biasa dalam membantu para pengusaha dalam membangun usahanya masing-masing,
Aktif dalam melakukan Coaching dan Mentoring di berbagi industri seperti Garment Industry, Fitness Centre, Retail Stores, Schools, Textile Manufacturing, Home Appliance Distributors, General Distributors, Houseware Trading, Automotive Suppliers, Human Resources Services, Printing Companies, Importers, Electronic Industries, Vertical and Horizontal Property, Restaurant, Diamond Store, Design Interior, Architecture, Production House, Shoes Manufacturing, Cargo Services, Retail Franchise, Glue Distributors, Furniture Suppliers, Public Relations, dan masih banyak lagi.
Pembicara di beberapa acara Radio Talk-Show seperti: SMART FM, PAS FM, Cakrawala FM and Heart Line FM, TVRI and Q
RAY ASMORO
Founder, Director of Operation (DOO) dan Business Coach dari PT. Formula Bisnis Indonesia (FBI),
Managing Director dari PT. Ponny Ekspress Suksestama (perusahaan investigasi kredit dan jasa outsourcing yang menangani lebih dari 25 bank, lembaga keuangan bukan bank dan operator selular),
Komisaris dan Expert Trainer dari PT. Insan Berdaya Indonesia (Management, Tax dan Finance Consultant),
Certified NLP Practitioner dan Hypnotherapy,
Certified Coach Practitioner dan Competent Coach from Global Coach Trust (ICF Approved Coach Specific Training Hour Provider),
International Coach Federation (ICF) Provisional Member,
Memiliki pengalaman lebih dari 500 jam dalam memberikan coaching di berbagai industri seperti Retail, IT & Solutions, Culinary, Manufactures, General Trading, Farms, Clothing, Magazine, Tours & Travel, Boutique, Expedition, dan masih banyak lagi,
Penulis buku "Exploring Human Excellence" dan bintang tamu dari acara program TV "Muda dan Berdaya" di televisi lokal di Jawa Timur.
ARI H. HANDOJO
Shareholder, Director of Training (D.O.T) & Business Coach dari PT. Formula Bisnis Indonesia (FBI),
Country Manager of Britt World Wide Indonesia, sebuah perusahaan jaringan pemasaran multinasional yang tersebar di lebih dari 65 negara,
NLP dan Hypnotherapy Practitioner,
Certified Coach Practitioner dan Certified Competent Coach dari Global Coach Trust (ICF Approved Coach Specific Training Hour Provider),
International Coach Federation (ICF) Coach Member,
Trainer and speaker untuk beberapa perusahaan multinasional di lebih dari 9 kota di Indonesia, memiliki pengalaman Business Coaching lebih dari 700 jam di beberapa perusahaan dari berbagai macam industri seperti: Retail, IT Solutions, Manufactures, General Trade, Tour & Travel, Boutique, Expedition Company, Clothing dan masih banyak lagi,
Sering diundang sebagai pembicara oleh banyak perusahaan maupun Universitas dan juga sebagai Trainer dalam bidang business dan personal development.
Shareholder, Director of Marketing (D.O.M) dan Business Coach dari PT. Formula Bisnis Indonesia (FBI),
Chief Executive Officer (C.E.O) dari PT. Core Axess Indonesia (System Integrator & IT Solutions),
Partner dari Probis-Solution (Strategy Implementation Services in Information Intelligence and Organization Development Services for Major Pharmaceutical Companies),
Memiliki pengalaman lebih dari 17 tahun dalam bidang sales and marketing di berbagai macam industri seperti Golf Course Management, Automotive, Real Estate Development, Insurance and Information Technology,
Certified Behavior Assessor (CBA),
Certified NLP Practitioner,
Certified Coach Practitioner dan Competent Coach from Global Coach Trust (ICF Approved Coach Specific Training Hour Provider),
Certified Business Process Practitioner (CBP-Pract)
International Coach Federation (ICF) Coach Member,
Memiliki pengalaman lebih dari 1.000 jam dalam memberikan coaching dan training di bergagai industri seperti Tubes & Tires Manufacturing, Retail & Industrial Paint Manufacturing, Local Magazines, TV Cable Company, Restaurant, Tax and Accounting Services, Information Technology Solution Companies, Computer Distributors and Retailers, Hi-Tech Wellness Products & Services company dan masih banyak lagi.
Founder, President Director dan Master Coach dari PT. Formula Bisnis Indonesia (FBI),
Chairman dari PT. Ponny Ekspress Suksestama and PT. Lima Motto Nusantara,
NLP Training Specialist (certified by Richard Bandler, Co-Creator NLP) dan Hypnotherapy Practitioner,
Certified Coach Practitioner dan Certified Competent Coach dari Global Coach Trust (ICF Approved Coach Specific Training Hour Provider),
International Coach Federation (ICF) Coach Member,
Memiliki pengalaman Business Coaching lebih dari 5.000 jam dan memilliki semangat yang luar biasa dalam membantu para pengusaha dalam membangun usahanya masing-masing,
Aktif dalam melakukan Coaching dan Mentoring di berbagi industri seperti Garment Industry, Fitness Centre, Retail Stores, Schools, Textile Manufacturing, Home Appliance Distributors, General Distributors, Houseware Trading, Automotive Suppliers, Human Resources Services, Printing Companies, Importers, Electronic Industries, Vertical and Horizontal Property, Restaurant, Diamond Store, Design Interior, Architecture, Production House, Shoes Manufacturing, Cargo Services, Retail Franchise, Glue Distributors, Furniture Suppliers, Public Relations, dan masih banyak lagi.
Pembicara di beberapa acara Radio Talk-Show seperti: SMART FM, PAS FM, Cakrawala FM and Heart Line FM, TVRI and Q
RAY ASMORO
Founder, Director of Operation (DOO) dan Business Coach dari PT. Formula Bisnis Indonesia (FBI),
Managing Director dari PT. Ponny Ekspress Suksestama (perusahaan investigasi kredit dan jasa outsourcing yang menangani lebih dari 25 bank, lembaga keuangan bukan bank dan operator selular),
Komisaris dan Expert Trainer dari PT. Insan Berdaya Indonesia (Management, Tax dan Finance Consultant),
Certified NLP Practitioner dan Hypnotherapy,
Certified Coach Practitioner dan Competent Coach from Global Coach Trust (ICF Approved Coach Specific Training Hour Provider),
International Coach Federation (ICF) Provisional Member,
Memiliki pengalaman lebih dari 500 jam dalam memberikan coaching di berbagai industri seperti Retail, IT & Solutions, Culinary, Manufactures, General Trading, Farms, Clothing, Magazine, Tours & Travel, Boutique, Expedition, dan masih banyak lagi,
Penulis buku "Exploring Human Excellence" dan bintang tamu dari acara program TV "Muda dan Berdaya" di televisi lokal di Jawa Timur.
ARI H. HANDOJO
Shareholder, Director of Training (D.O.T) & Business Coach dari PT. Formula Bisnis Indonesia (FBI),
Country Manager of Britt World Wide Indonesia, sebuah perusahaan jaringan pemasaran multinasional yang tersebar di lebih dari 65 negara,
NLP dan Hypnotherapy Practitioner,
Certified Coach Practitioner dan Certified Competent Coach dari Global Coach Trust (ICF Approved Coach Specific Training Hour Provider),
International Coach Federation (ICF) Coach Member,
Trainer and speaker untuk beberapa perusahaan multinasional di lebih dari 9 kota di Indonesia, memiliki pengalaman Business Coaching lebih dari 700 jam di beberapa perusahaan dari berbagai macam industri seperti: Retail, IT Solutions, Manufactures, General Trade, Tour & Travel, Boutique, Expedition Company, Clothing dan masih banyak lagi,
Sering diundang sebagai pembicara oleh banyak perusahaan maupun Universitas dan juga sebagai Trainer dalam bidang business dan personal development.
REZA PRATIKTO
Shareholder, Director of Marketing (D.O.M) dan Business Coach dari PT. Formula Bisnis Indonesia (FBI),
Chief Executive Officer (C.E.O) dari PT. Core Axess Indonesia (System Integrator & IT Solutions),
Partner dari Probis-Solution (Strategy Implementation Services in Information Intelligence and Organization Development Services for Major Pharmaceutical Companies),
Memiliki pengalaman lebih dari 17 tahun dalam bidang sales and marketing di berbagai macam industri seperti Golf Course Management, Automotive, Real Estate Development, Insurance and Information Technology,
Certified Behavior Assessor (CBA),
Certified NLP Practitioner,
Certified Coach Practitioner dan Competent Coach from Global Coach Trust (ICF Approved Coach Specific Training Hour Provider),
Certified Business Process Practitioner (CBP-Pract)
International Coach Federation (ICF) Coach Member,
Memiliki pengalaman lebih dari 1.000 jam dalam memberikan coaching dan training di bergagai industri seperti Tubes & Tires Manufacturing, Retail & Industrial Paint Manufacturing, Local Magazines, TV Cable Company, Restaurant, Tax and Accounting Services, Information Technology Solution Companies, Computer Distributors and Retailers, Hi-Tech Wellness Products & Services company dan masih banyak lagi.
JENIS TRAINING (coaching)
Berbagai Jenis Training
Setelah mendapatkan hasil analisa kebutuhan training, kita perlu mendesain materi pelatihan dan menyelaraskannya dengan metode pelaksanaan (training delivery) yang sesuai dengan kebutuhan dan juga keadaan yang ada. Pilihan untuk metode pelaksanaan training sebenarnya cukup banyak, tidak hanya training dalam kelas yang akhir-akhir ini cukup menguras biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan:
1. Class room training (In House Training)
Memberikan training dalam ruang-ruang kelas sesuai dengan topik yang dibutuhkan oleh para peserta.
2. Pelatihan di Tempat Kerja (On the Job Training)
Memberikan pelatihan untuk peningkatan ketrampilan dan pengetahuan secara langsung on the spot di tempat kerja.
3. Action-based Learning
Proses training yang dilakukan secara kontinyu dengan mengacu pada pemecahan problem riil yang ditemui dilapangan. Peserta belajar mengenai konsep sambil memecahkan problem riil (learning by doing principle)
4. Cross Training
Mengirimkan karyawan untuk mengikuti training dalam bidang lain (cross skills); bertujuan untuk mempersiapkannya masuk dalam beragam pilihan jabatan
Jenis-Jenis training Coaching
Terdapat beberapa jenis coaching yang kita kenal, diantaranya:
1. Business Coaching
Dalam business coaching, yang menjadi coachee adalah organisasi. Dalam hal ini Board of Director atau owner (pemilik perusahaan). Materi yang dibahas adalah hal-hal yang berkaitan dengan strategi, pengembangan market share atau omzet perusahaan.
2. Executive Coaching
Dalam executive coaching, yang menjadi coachee adalah jajaran executive atau line manager. Fokusnya pada grooming, yaitu bagaimana agar para manajer bisa menunjukan prestasi yangexcellence.
3. Performance Coaching
Disebut juga dengan Manager Coach, dimana setiap manager adalah coach bagi subordinatnya. Tujuannya agar setiap karyawan dapat mencapai targetnya dan bagi karyawan yang sudah performakan dichallenge untuk mencapai target yang lebih tinggi.
4. Life Coaching
Dalam life coaching, yang dibahas adalah berbagai area dalam kehidupan (the wheel of life). Biasanya dilakukan oleh seorang life coach yang profesional.
5. Sport Coaching
Merupakan coach di bidang olah raga yang sudah kita kenal selama ini, dimana seorang coach akan membimbing olahragawan atau tim olah raga tertentu untuk memenangkan suatu pertandingan atau kejuaraan.
entrepreneurship
entrepreneurship
Kewirausahaan (Inggris: Entrepreneurship) atau Wirausaha adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan.Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu.Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian.
Kewirausahaan memiliki arti yang berbeda-beda antar para ahli atau sumber acuan karena berbeda-beda titik berat dan penekanannya. Richard Cantillon (1775), misalnya, mendefinisikan kewirausahaan sebagai bekerja sendiri (self-employment).Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu.Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi risiko atau ketidakpastian.Berbeda dengan para ahli lainnya, menurut Penrose (1963) kegiatan kewirausahaan mencakup indentfikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi sedangkan menurut Harvey Leibenstein (1968, 1979) kewirausahaan mencakup kegiatan yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya dan menurut Peter Drucker, kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan.Muncul pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur) mempunyai cara berpikir yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka mempunyai motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang sangat terkait dengan nilai nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia unggul.
Etimologi
Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Wira berarti pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung Usaha adalah perbuatan amal, bekerja, dan berbuat sesuatu.Jadi wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang berbuat sesuatu.
Sejarah kewirausahaan
Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard Castillon pada tahun 1755. Di luar negeri, istilah kewirausahaan telah dikenal sejak abad 16, sedangkan di Indonesia baru dikenal pada akhir abad 20. Beberapa istilah wirausaha seperti di Belanda dikenadengan ondernemer, di Jerman dikenal dengan unternehmer. Pendidikan kewirausahaan mulai dirintis sejak 1950-an di beberapa negara seperti Eropa, Amerika, dan Kanada. Bahkan sejak 1970-an banyak universitas yang mengajarkan kewirausahaan atau manajemen usaha kecil.Pada tahun 1980-an, hampir 500 sekolah di Amerika Serikat memberikan pendidikan kewirausahaan.DI Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang.
Proses kewirausahaan
Menurut Carol Noore yang dikutip oleh Bygrave, proses kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi Inovasi tersebut dipengeruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari pribadi maupun di luar pribadi, seperti pendidikan, sosiologi, organisasi, kebudayaan dan lingkungan.Faktor-faktor tersebut membentuk ‘’locus of control’’, kreativitas, keinovasian, implementasi, dan pertumbuhan yang kemudian berkembangan menjadi wirausahawan yang besar.Secara internal, keinovasian dipengaruhi oleh faktor yang bersal dari individu, seperti locus of control, toleransi, nilai-nilai, pendidikan, pengalaman. Sedangkan faktor yang berasal dari lingkungan yang memengaruhi diantaranya model peran, aktivitas, dan peluang. Oleh karena itu, inovasi berkembang menjadi kewirausahaan melalui proses yang dipengaruhi lingkungan, organisasi, dan keluarga.
Ciri-ciri dan Sifat kewirausahaan
Untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan, maka setiap orang memerlukan ciri-ciri dan juga memiliki sifat-sifat dalam kewirausahaan. Ciri-ciri seorang wirausaha adalah:
Percaya diri
Berorientasikan tugas dan hasil
Pengambil risiko
Kepemimpinan
Keorisinilan
Berorientasi ke masa depan
Jujur dan tekun
Sifat-sifat seorang wirausaha adalah:
Memiliki sifat keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme.
Selalu berusaha untuk berprestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik ddan memiliki inisiatif.
Memiliki kemampuan mengambil risiko dan suka pada tantangan.
Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan suka terhadap saran dan kritik yang membangun.
Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki jaringan bisnis yang luas.
Memiliki persepsi dan cara pandang yang berorientasi pada masa depan.
Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja keras.
Tahap-tahap kewirausahaan
Secara umum tahap-tahap melakukan wirausaha:
Tahap memulai
Tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin apakah membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau melakukan ‘’franchising’’.[rujukan?]Tahap ini juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan apakah di bidang pertanian, industri, atau jasa.
Kewirausahaan (Inggris: Entrepreneurship) atau Wirausaha adalah proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan.Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu.Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian.
Kewirausahaan memiliki arti yang berbeda-beda antar para ahli atau sumber acuan karena berbeda-beda titik berat dan penekanannya. Richard Cantillon (1775), misalnya, mendefinisikan kewirausahaan sebagai bekerja sendiri (self-employment).Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu.Jadi definisi ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi risiko atau ketidakpastian.Berbeda dengan para ahli lainnya, menurut Penrose (1963) kegiatan kewirausahaan mencakup indentfikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi sedangkan menurut Harvey Leibenstein (1968, 1979) kewirausahaan mencakup kegiatan yang dibutuhkan untuk menciptakan atau melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya dan menurut Peter Drucker, kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan.Muncul pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur) mempunyai cara berpikir yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka mempunyai motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang sangat terkait dengan nilai nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia unggul.
Etimologi
Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Wira berarti pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung Usaha adalah perbuatan amal, bekerja, dan berbuat sesuatu.Jadi wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang berbuat sesuatu.
Sejarah kewirausahaan
Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan oleh Richard Castillon pada tahun 1755. Di luar negeri, istilah kewirausahaan telah dikenal sejak abad 16, sedangkan di Indonesia baru dikenal pada akhir abad 20. Beberapa istilah wirausaha seperti di Belanda dikenadengan ondernemer, di Jerman dikenal dengan unternehmer. Pendidikan kewirausahaan mulai dirintis sejak 1950-an di beberapa negara seperti Eropa, Amerika, dan Kanada. Bahkan sejak 1970-an banyak universitas yang mengajarkan kewirausahaan atau manajemen usaha kecil.Pada tahun 1980-an, hampir 500 sekolah di Amerika Serikat memberikan pendidikan kewirausahaan.DI Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang.
Proses kewirausahaan
Menurut Carol Noore yang dikutip oleh Bygrave, proses kewirausahaan diawali dengan adanya inovasi Inovasi tersebut dipengeruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari pribadi maupun di luar pribadi, seperti pendidikan, sosiologi, organisasi, kebudayaan dan lingkungan.Faktor-faktor tersebut membentuk ‘’locus of control’’, kreativitas, keinovasian, implementasi, dan pertumbuhan yang kemudian berkembangan menjadi wirausahawan yang besar.Secara internal, keinovasian dipengaruhi oleh faktor yang bersal dari individu, seperti locus of control, toleransi, nilai-nilai, pendidikan, pengalaman. Sedangkan faktor yang berasal dari lingkungan yang memengaruhi diantaranya model peran, aktivitas, dan peluang. Oleh karena itu, inovasi berkembang menjadi kewirausahaan melalui proses yang dipengaruhi lingkungan, organisasi, dan keluarga.
Ciri-ciri dan Sifat kewirausahaan
Untuk dapat mencapai tujuan yang diharapkan, maka setiap orang memerlukan ciri-ciri dan juga memiliki sifat-sifat dalam kewirausahaan. Ciri-ciri seorang wirausaha adalah:
Percaya diri
Berorientasikan tugas dan hasil
Pengambil risiko
Kepemimpinan
Keorisinilan
Berorientasi ke masa depan
Jujur dan tekun
Sifat-sifat seorang wirausaha adalah:
Memiliki sifat keyakinan, kemandirian, individualitas, optimisme.
Selalu berusaha untuk berprestasi, berorientasi pada laba, memiliki ketekunan dan ketabahan, memiliki tekad yang kuat, suka bekerja keras, energik ddan memiliki inisiatif.
Memiliki kemampuan mengambil risiko dan suka pada tantangan.
Bertingkah laku sebagai pemimpin, dapat bergaul dengan orang lain dan suka terhadap saran dan kritik yang membangun.
Memiliki inovasi dan kreativitas tinggi, fleksibel, serba bisa dan memiliki jaringan bisnis yang luas.
Memiliki persepsi dan cara pandang yang berorientasi pada masa depan.
Memiliki keyakinan bahwa hidup itu sama dengan kerja keras.
Tahap-tahap kewirausahaan
Secara umum tahap-tahap melakukan wirausaha:
Tahap memulai
Tahap di mana seseorang yang berniat untuk melakukan usaha mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat peluang usaha baru yang mungkin apakah membuka usaha baru, melakukan akuisisi, atau melakukan ‘’franchising’’.[rujukan?]Tahap ini juga memilih jenis usaha yang akan dilakukan apakah di bidang pertanian, industri, atau jasa.
Tahap melaksanakan usaha
Dalam tahap ini seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usahanya, mencakup aspek-aspek: pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil risiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi.
Tahap mempertahankan usaha
Tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi.
Tahap mengembangkan usaha
Tahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau mengalami perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan usaha menjadi salah satu pilihan yang mungkin diambil.
Sikap wirausaha
Dari daftar ciri dan sifat watak seorang wirausahawan di atas, dapat kita identifikasi sikap seorang wirausahawan yang dapat diangkat dari kegiatannya sehari-hari, sebagai berikut:
Disiplin
Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki kedisiplinan yang tinggi. Arti dari kata disiplin itu sendiri adalah ketepatan komitmen wirausahawan terhadap tugas dan pekerjaannya. Ketepatan yang dimaksud bersifat menyeluruh, yaitu ketepatan terhadap waktu, kualitas pekerjaan, sistem kerja dan sebagainya. Ketepatan terhadap waktu, dapat dibina dalam diri seseorang dengan berusaha menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang direncanakan. Sifat sering menunda pekerjaan dengan berbagai macam alasan, adalah kendala yang dapat menghambat seorang wirausahawan meraih keberhasilan.Kedisiplinan terhadap komitmen akan kualitas pekerjaan dapat dibina dengan ketaatan wirausahawan akan komitmen tersebut. Wirausahawan harus taat azas. Hal tersebut akan dapat tercapai jika wirausahawan memiliki kedisiplinan yang tinggi terhadap sistem kerja yang telah ditetapkan. Ketaatan wirausahawan akan kesepakatan-kesepakatan yang dibuatnya adalah contoh dari kedisiplinan akan kualitas pekerjaan dan sistem kerja.
Komitmen Tinggi
Komitmen adalah kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh seseorang, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki komitmen yang jelas, terarah dan bersifat progresif (berorientasi pada kemajuan). Komitmen terhadap dirinya sendiri dapat dibuat dengan identifikasi cita-cita, harapan dan target-target yang direncanakan dalam hidupnya. Sedangkan contoh komitmen wirausahawan terhadap orang lain terutama konsumennya adalah pelayanan prima yang berorientasi pada kepuasan konsumen, kualitas produk yang sesuai dengan harga produk yang ditawarkan, penyelesaian bagi masalah konsumen, dan sebagainya.Seorang wirausahawan yang teguh menjaga komitmennya terhadapkonsumen, akan memiliki nama baik di mata konsumen yang akhirnya wirausahawan tersebut akan mendapatkan kepercayaan dari konsumen, dengan dampak pembelian terus meningkat sehingga pada akhirnya tercapai target perusahaan yaitu memperoleh laba yang diharapkan.
Jujur
Kejujuran merupakan landasan moral yang kadang-kadang dilupakan oleh seorang wirausahawan. Kejujuran dalam berperilaku bersifat kompleks.Kejujuran mengenai karakteristik produk (barang dan jasa) yang ditawarkan, kejujuran mengenai promosi yang dilakukan, kejujuran mengenai pelayanan purnajual yang dijanjikan dan kejujuran mengenai segala kegiatan yang terkait dengan penjualan produk yang dilakukan olehwirausahawan.
Kreatif dan Inovatif
Untuk memenangkan persaingan, maka seorang wirausahawan harus memiliki daya kreativitas yang tinggi. Daya kreativitas tersebut sebaiknya dilandasi oleh cara berpikir yang maju, penuh dengan gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan produk-produk yang telah ada selama ini di pasar. Gagasan-gagasan yang kreatif umumnya tidak dapat dibatasi oleh ruang, bentuk ataupun waktu.Justru seringkali ide-ide jenius yangmemberikan terobosan-terobosan baru dalam dunia usaha awalnya adalah dilandasi oleh gagasan-gagasan kreatif yang kelihatannya mustahil.
Mandiri
Seseorang dikatakan “mandiri” apabila orang tersebut dapat melakukan keinginan dengan baik tanpa adanya ketergantungan pihak lain dalammengambil keputusan atau bertindak, termasuk mencukupi kebutuhan hidupnya, tanpa adanya ketergantungan dengan pihak lain Kemandirian merupakan sifat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan.Pada prinsipnya seorang wirausahawan harus memiliki sikap mandiri dalam memenuhi kegiatan usahanya
Realistis
Seseorang dikatakan realistis bila orang tersebut mampu menggunakan fakta/realita sebagai landasan berpikir yang rasional dalam setiap pengambilan keputusan maupun tindakan/ perbuatannya.Banyak seorang calon wirausahawan yang berpotensi tinggi, namun pada akhirnya mengalami kegagalan hanya karena wirausahawan tersebut tidak realistis, obyektif dan rasional dalam pengambilan keputusan bisnisnya.Karena itu dibutuhkan kecerdasan dalam melakukan seleksi terhadap masukan-masukan/ sumbang saran yang ada keterkaitan erat dengan tingkat keberhasilan usaha yang sedang dirintis.
Faktor Kegagalan Dalam Wirausaha
Menurut Zimmerer (dalam Suryana, 2003 : 44-45) ada beberapa faktor yang menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usaha barunya:
Tidak kompeten dalam manajerial.
Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil.
Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan mengkoordinasikan, keterampilan mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaan.
Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik, faktor yang paling utama dalam keuangan adalah memelihara aliran kas. Mengatur pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan memelihara aliran kas menyebabkan operasional perusahan dan mengakibatkan perusahaan tidak lancar.
Gagal dalam perencanaan.
Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.
Lokasi yang kurang memadai.
Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien.
Kurangnya pengawasan peralatan.
Pengawasan erat berhubungan dengan efisiensi dan efektivitas. Kurang pengawasan mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien dan tidak efektif.
Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha.
Sikap yang setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati, kemungkinan gagal menjadi besar.
Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan.
Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan, tidak akan menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu.
Peran Wirausaha Dalam Perekonomian Nasional
Seorang wirausaha berperan baik secara internal maupun eksternal. Secara internal seorang wirausaha berperan dalam mengurangi tingkat kebergantungan terhadap orang lain, meningkatkan kepercayaan diri, serta meningkatkan daya beli pelakunya. Secara eksternal, seorang wirausaha berperan dalam menyediakan lapangan kerja bagi para pencari kerja. Dengan terserapnya tenaga kerja oleh kesempatan kerja yang disediakan oleh seorang wirausaha, tingkat pengangguran secara nasional menjadi berkurang.
Menurunnya tingkat pengangguran berdampak terhadap naiknya pendapatan perkapita dan daya beli masyarakat, serta tumbuhnya perekonomian secara nasional. Selain itu, berdampak pula terhadap menurunnya tingkat kriminalitas yang biasanya ditimbulkan oleh karena tingginya pengangguran.
Seorang wirausaha memiliki peran sangat besar dalam melakukan wirausaha. Peran wirausaha dalam perekonomian suatu negara adalah:
Menciptakan lapangan kerja
Mengurangi pengangguran
Meningkatkan pendapatan masyarakat
Mengombinasikan faktor–faktor produksi (alam, tenaga kerja, modal dan keahlian)
Meningkatkan produktivitas nasional
sumber wikipedia.org
Dalam tahap ini seorang wirausahawan mengelola berbagai aspek yang terkait dengan usahanya, mencakup aspek-aspek: pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi bagaimana mengambil risiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan melakukan evaluasi.
Tahap mempertahankan usaha
Tahap di mana wirausahawan berdasarkan hasil yang telah dicapai melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi.
Tahap mengembangkan usaha
Tahap di mana jika hasil yang diperoleh tergolong positif atau mengalami perkembangan atau dapat bertahan maka perluasan usaha menjadi salah satu pilihan yang mungkin diambil.
Sikap wirausaha
Dari daftar ciri dan sifat watak seorang wirausahawan di atas, dapat kita identifikasi sikap seorang wirausahawan yang dapat diangkat dari kegiatannya sehari-hari, sebagai berikut:
Disiplin
Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki kedisiplinan yang tinggi. Arti dari kata disiplin itu sendiri adalah ketepatan komitmen wirausahawan terhadap tugas dan pekerjaannya. Ketepatan yang dimaksud bersifat menyeluruh, yaitu ketepatan terhadap waktu, kualitas pekerjaan, sistem kerja dan sebagainya. Ketepatan terhadap waktu, dapat dibina dalam diri seseorang dengan berusaha menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang direncanakan. Sifat sering menunda pekerjaan dengan berbagai macam alasan, adalah kendala yang dapat menghambat seorang wirausahawan meraih keberhasilan.Kedisiplinan terhadap komitmen akan kualitas pekerjaan dapat dibina dengan ketaatan wirausahawan akan komitmen tersebut. Wirausahawan harus taat azas. Hal tersebut akan dapat tercapai jika wirausahawan memiliki kedisiplinan yang tinggi terhadap sistem kerja yang telah ditetapkan. Ketaatan wirausahawan akan kesepakatan-kesepakatan yang dibuatnya adalah contoh dari kedisiplinan akan kualitas pekerjaan dan sistem kerja.
Komitmen Tinggi
Komitmen adalah kesepakatan mengenai sesuatu hal yang dibuat oleh seseorang, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain. Dalam melaksanakan kegiatannya, seorang wirausahawan harus memiliki komitmen yang jelas, terarah dan bersifat progresif (berorientasi pada kemajuan). Komitmen terhadap dirinya sendiri dapat dibuat dengan identifikasi cita-cita, harapan dan target-target yang direncanakan dalam hidupnya. Sedangkan contoh komitmen wirausahawan terhadap orang lain terutama konsumennya adalah pelayanan prima yang berorientasi pada kepuasan konsumen, kualitas produk yang sesuai dengan harga produk yang ditawarkan, penyelesaian bagi masalah konsumen, dan sebagainya.Seorang wirausahawan yang teguh menjaga komitmennya terhadapkonsumen, akan memiliki nama baik di mata konsumen yang akhirnya wirausahawan tersebut akan mendapatkan kepercayaan dari konsumen, dengan dampak pembelian terus meningkat sehingga pada akhirnya tercapai target perusahaan yaitu memperoleh laba yang diharapkan.
Jujur
Kejujuran merupakan landasan moral yang kadang-kadang dilupakan oleh seorang wirausahawan. Kejujuran dalam berperilaku bersifat kompleks.Kejujuran mengenai karakteristik produk (barang dan jasa) yang ditawarkan, kejujuran mengenai promosi yang dilakukan, kejujuran mengenai pelayanan purnajual yang dijanjikan dan kejujuran mengenai segala kegiatan yang terkait dengan penjualan produk yang dilakukan olehwirausahawan.
Kreatif dan Inovatif
Untuk memenangkan persaingan, maka seorang wirausahawan harus memiliki daya kreativitas yang tinggi. Daya kreativitas tersebut sebaiknya dilandasi oleh cara berpikir yang maju, penuh dengan gagasan-gagasan baru yang berbeda dengan produk-produk yang telah ada selama ini di pasar. Gagasan-gagasan yang kreatif umumnya tidak dapat dibatasi oleh ruang, bentuk ataupun waktu.Justru seringkali ide-ide jenius yangmemberikan terobosan-terobosan baru dalam dunia usaha awalnya adalah dilandasi oleh gagasan-gagasan kreatif yang kelihatannya mustahil.
Mandiri
Seseorang dikatakan “mandiri” apabila orang tersebut dapat melakukan keinginan dengan baik tanpa adanya ketergantungan pihak lain dalammengambil keputusan atau bertindak, termasuk mencukupi kebutuhan hidupnya, tanpa adanya ketergantungan dengan pihak lain Kemandirian merupakan sifat mutlak yang harus dimiliki oleh seorang wirausahawan.Pada prinsipnya seorang wirausahawan harus memiliki sikap mandiri dalam memenuhi kegiatan usahanya
Realistis
Seseorang dikatakan realistis bila orang tersebut mampu menggunakan fakta/realita sebagai landasan berpikir yang rasional dalam setiap pengambilan keputusan maupun tindakan/ perbuatannya.Banyak seorang calon wirausahawan yang berpotensi tinggi, namun pada akhirnya mengalami kegagalan hanya karena wirausahawan tersebut tidak realistis, obyektif dan rasional dalam pengambilan keputusan bisnisnya.Karena itu dibutuhkan kecerdasan dalam melakukan seleksi terhadap masukan-masukan/ sumbang saran yang ada keterkaitan erat dengan tingkat keberhasilan usaha yang sedang dirintis.
Faktor Kegagalan Dalam Wirausaha
Menurut Zimmerer (dalam Suryana, 2003 : 44-45) ada beberapa faktor yang menyebabkan wirausaha gagal dalam menjalankan usaha barunya:
Tidak kompeten dalam manajerial.
Tidak kompeten atau tidak memiliki kemampuan dan pengetahuan mengelola usaha merupakan faktor penyebab utama yang membuat perusahaan kurang berhasil.
Kurang berpengalaman baik dalam kemampuan mengkoordinasikan, keterampilan mengelola sumber daya manusia, maupun kemampuan mengintegrasikan operasi perusahaan.
Kurang dapat mengendalikan keuangan. Agar perusahaan dapat berhasil dengan baik, faktor yang paling utama dalam keuangan adalah memelihara aliran kas. Mengatur pengeluaran dan penerimaan secara cermat. Kekeliruan memelihara aliran kas menyebabkan operasional perusahan dan mengakibatkan perusahaan tidak lancar.
Gagal dalam perencanaan.
Perencanaan merupakan titik awal dari suatu kegiatan, sekali gagal dalam perencanaan maka akan mengalami kesulitan dalam pelaksanaan.
Lokasi yang kurang memadai.
Lokasi usaha yang strategis merupakan faktor yang menentukan keberhasilan usaha. Lokasi yang tidak strategis dapat mengakibatkan perusahaan sukar beroperasi karena kurang efisien.
Kurangnya pengawasan peralatan.
Pengawasan erat berhubungan dengan efisiensi dan efektivitas. Kurang pengawasan mengakibatkan penggunaan alat tidak efisien dan tidak efektif.
Sikap yang kurang sungguh-sungguh dalam berusaha.
Sikap yang setengah-setengah terhadap usaha akan mengakibatkan usaha yang dilakukan menjadi labil dan gagal. Dengan sikap setengah hati, kemungkinan gagal menjadi besar.
Ketidakmampuan dalam melakukan peralihan/transisi kewirausahaan.
Wirausaha yang kurang siap menghadapi dan melakukan perubahan, tidak akan menjadi wirausaha yang berhasil. Keberhasilan dalam berwirausaha hanya bisa diperoleh apabila berani mengadakan perubahan dan mampu membuat peralihan setiap waktu.
Peran Wirausaha Dalam Perekonomian Nasional
Seorang wirausaha berperan baik secara internal maupun eksternal. Secara internal seorang wirausaha berperan dalam mengurangi tingkat kebergantungan terhadap orang lain, meningkatkan kepercayaan diri, serta meningkatkan daya beli pelakunya. Secara eksternal, seorang wirausaha berperan dalam menyediakan lapangan kerja bagi para pencari kerja. Dengan terserapnya tenaga kerja oleh kesempatan kerja yang disediakan oleh seorang wirausaha, tingkat pengangguran secara nasional menjadi berkurang.
Menurunnya tingkat pengangguran berdampak terhadap naiknya pendapatan perkapita dan daya beli masyarakat, serta tumbuhnya perekonomian secara nasional. Selain itu, berdampak pula terhadap menurunnya tingkat kriminalitas yang biasanya ditimbulkan oleh karena tingginya pengangguran.
Seorang wirausaha memiliki peran sangat besar dalam melakukan wirausaha. Peran wirausaha dalam perekonomian suatu negara adalah:
Menciptakan lapangan kerja
Mengurangi pengangguran
Meningkatkan pendapatan masyarakat
Mengombinasikan faktor–faktor produksi (alam, tenaga kerja, modal dan keahlian)
Meningkatkan produktivitas nasional
sumber wikipedia.org
PELATIHAN BISNIS (COACHING)
APA ITU BUSINESS COACHING?
Business Coaching adalah aktifitas coaching yang dilakukan oleh Coach dengan pemilik/pelaku bisnis dengan tujuan meningkatkan performa bisnisnya sesuai yang dikehendaki oleh klien.
APA ITU EXECUTIVE COACHING?
Executive Coaching adalah aktifitas coaching yang diperuntukkan kepada para eksekutif perusahaan. Dalam hal ini (biasanya) pemilik bisnis (business owner) hanya menjadi sponsor, yang memfasilitasi para eksekutifnya untuk dilatih (coaching) dengan tujuan peningkatan performa personal maupun organisasional.
SEBERAPA EFEKTIF BUSINESS COACHING dan
EXECUTIVE COACHING?
Olivero, Bane & Kopelman melakukan sebuah study, mereka melakukan analisis dampak Executive Coaching dibandingkan dengan Training. Mereka mendapatkan sebuah kesimpulan bahwa eksekutif perusahaan yang diberikan Training peningkatan produktifitasnya hanya sebesar 22.4%, angka tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan eksekutif perusahaan yang diberikan Coaching. Eksekutif yang diberikan coaching, produktifitasnya MENINGKAT sampai 88%.
Hasil study Olivero, Bane & Kopelman tersebut diperkuat juga oleh hasil study dari Manchester Inc.'s (Busines Wire, 4 Januari 2001) yang mengambil sampel dari 100 eksekutif perusahaan untuk mengukur efektifitas dan peningkatan produktifitas ketika mereka menggunakan metode Coaching. Mereka diberikan Change-oriented Coaching dan Growth-oriented Coaching selama 6 hingga 12 bulan. Dan hasilnya :
1. Terdapat peningkatan produktifitas sebesar 53%
2. Peningkatan kualitas kinerja sebesar 48%
3. Peningkatan penguatan organisasi 48%
4. Pelayan pada pelanggan meningkat 39%
5. Penurunan tingkat komplain sebesar 34%
6. Peningkatan hubungan dengan pelanggan 37%
7. Mereduksi biaya sebesar 23%
8. Peningkatan keuntungan usaha sebesar 22%
9. Peningkatan hubungan kerja dengan atasan langsung ( pendapat 77% eksekutif)
10. Peningkatan hubungan kerja dengan supervisor 71%
11. Kerjasama Tim meningkat 67%
12. Kepuasan kerja meningkat 61%
13. Menurunkan konflik sebesar 52%
14. Meningkatkan komitmen organisasional sebesar 44%
Dari gambaran tersebut, coaching memiliki dampak yang sangat signifikan dibandingkan metode yang lain. Sehingga dengan demikian metode coaching adalah sebuah pilihan keputusan yang tepat untuk meningkatkan performa baik secara personal maupun organisasional.
BAGAIMANA COACHING DI LAKUKAN?
1. One on One Coaching.
Dalam coaching seorang pelatih (coach) hanya berhadapan dengan satu klien.
2. Group Coaching.
Dalam coaching, seorang pelatih (coach) berhadapan dengan lebih dari satu klien.
Ada 3 proses dalam coaching : Pre-Coaching, Coaching dan Post-Coaching. Pada fase Pre-Coaching diawali dengan melakukan evaluasi bisnis atau diagnosa permasalahan sehingga pelatih (coach) mendapatkan gambaran jelas pada bagian-bagian yang mana yang perlu improvement segera, serta persetujuan perjanjian coaching antara coach dengan klien. Pada fase Coaching adalah proses penggalian dan pemberdayaan potensi, sehingga klien menemukan pilihan-pilihan solusi dan mampu mengambil keputusan untuk melakukan eksekusi dari pilihan solusi tersebut. Sedangkan fase Post-Coaching adalah pengukuran atau evaluasi terhadap proses coaching yang telah dilakukan.
Coaching dilakukan secara reguler, umumnya 2 kali pada setiap bulan, setiap sesi coaching berdurasi 2 jam. Ketentuan coaching akan dituangkan dalam Perjanjian Program Coaching.
BERAPA LAMA IDEALNYA COACHING DILAKUKAN?
Sebenarnya tidak ada batasan waktu ideal dalam hal coaching ini. Klien bisa mengikuti program coaching sesuai kebutuhannya. Di FBI, ada batas minimal program coaching yaitu 3 (tiga) bulan, dan sesudahnya dapat di evaluasi, klien berhak menentukan untuk stop coaching atau melanjutkan program coaching. Dalam kenyataannya, karena bagi beberapa orang, coaching adalah hal yang relatif baru, 3 (tiga) bulan pertama tersebut adalah waktu penyesuaian, namun tidak sedikit pula yang merasakan impact dari coaching secara signifikan di 3 (tiga) bulan pertama tersebut.
Anda ingin mendapatkan program free coaching silahkan klik disini.
Business Coaching adalah aktifitas coaching yang dilakukan oleh Coach dengan pemilik/pelaku bisnis dengan tujuan meningkatkan performa bisnisnya sesuai yang dikehendaki oleh klien.
APA ITU EXECUTIVE COACHING?
Executive Coaching adalah aktifitas coaching yang diperuntukkan kepada para eksekutif perusahaan. Dalam hal ini (biasanya) pemilik bisnis (business owner) hanya menjadi sponsor, yang memfasilitasi para eksekutifnya untuk dilatih (coaching) dengan tujuan peningkatan performa personal maupun organisasional.
SEBERAPA EFEKTIF BUSINESS COACHING dan
EXECUTIVE COACHING?
Olivero, Bane & Kopelman melakukan sebuah study, mereka melakukan analisis dampak Executive Coaching dibandingkan dengan Training. Mereka mendapatkan sebuah kesimpulan bahwa eksekutif perusahaan yang diberikan Training peningkatan produktifitasnya hanya sebesar 22.4%, angka tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan eksekutif perusahaan yang diberikan Coaching. Eksekutif yang diberikan coaching, produktifitasnya MENINGKAT sampai 88%.
Hasil study Olivero, Bane & Kopelman tersebut diperkuat juga oleh hasil study dari Manchester Inc.'s (Busines Wire, 4 Januari 2001) yang mengambil sampel dari 100 eksekutif perusahaan untuk mengukur efektifitas dan peningkatan produktifitas ketika mereka menggunakan metode Coaching. Mereka diberikan Change-oriented Coaching dan Growth-oriented Coaching selama 6 hingga 12 bulan. Dan hasilnya :
1. Terdapat peningkatan produktifitas sebesar 53%
2. Peningkatan kualitas kinerja sebesar 48%
3. Peningkatan penguatan organisasi 48%
4. Pelayan pada pelanggan meningkat 39%
5. Penurunan tingkat komplain sebesar 34%
6. Peningkatan hubungan dengan pelanggan 37%
7. Mereduksi biaya sebesar 23%
8. Peningkatan keuntungan usaha sebesar 22%
9. Peningkatan hubungan kerja dengan atasan langsung ( pendapat 77% eksekutif)
10. Peningkatan hubungan kerja dengan supervisor 71%
11. Kerjasama Tim meningkat 67%
12. Kepuasan kerja meningkat 61%
13. Menurunkan konflik sebesar 52%
14. Meningkatkan komitmen organisasional sebesar 44%
Dari gambaran tersebut, coaching memiliki dampak yang sangat signifikan dibandingkan metode yang lain. Sehingga dengan demikian metode coaching adalah sebuah pilihan keputusan yang tepat untuk meningkatkan performa baik secara personal maupun organisasional.
BAGAIMANA COACHING DI LAKUKAN?
1. One on One Coaching.
Dalam coaching seorang pelatih (coach) hanya berhadapan dengan satu klien.
2. Group Coaching.
Dalam coaching, seorang pelatih (coach) berhadapan dengan lebih dari satu klien.
Ada 3 proses dalam coaching : Pre-Coaching, Coaching dan Post-Coaching. Pada fase Pre-Coaching diawali dengan melakukan evaluasi bisnis atau diagnosa permasalahan sehingga pelatih (coach) mendapatkan gambaran jelas pada bagian-bagian yang mana yang perlu improvement segera, serta persetujuan perjanjian coaching antara coach dengan klien. Pada fase Coaching adalah proses penggalian dan pemberdayaan potensi, sehingga klien menemukan pilihan-pilihan solusi dan mampu mengambil keputusan untuk melakukan eksekusi dari pilihan solusi tersebut. Sedangkan fase Post-Coaching adalah pengukuran atau evaluasi terhadap proses coaching yang telah dilakukan.
Coaching dilakukan secara reguler, umumnya 2 kali pada setiap bulan, setiap sesi coaching berdurasi 2 jam. Ketentuan coaching akan dituangkan dalam Perjanjian Program Coaching.
BERAPA LAMA IDEALNYA COACHING DILAKUKAN?
Sebenarnya tidak ada batasan waktu ideal dalam hal coaching ini. Klien bisa mengikuti program coaching sesuai kebutuhannya. Di FBI, ada batas minimal program coaching yaitu 3 (tiga) bulan, dan sesudahnya dapat di evaluasi, klien berhak menentukan untuk stop coaching atau melanjutkan program coaching. Dalam kenyataannya, karena bagi beberapa orang, coaching adalah hal yang relatif baru, 3 (tiga) bulan pertama tersebut adalah waktu penyesuaian, namun tidak sedikit pula yang merasakan impact dari coaching secara signifikan di 3 (tiga) bulan pertama tersebut.
Anda ingin mendapatkan program free coaching silahkan klik disini.
COACHING & COUNSELING
APA ITU COACHING ?
Coaching menurut ICF (International Coach Federation) adalah “A Partnering with clients, in thoughts-provoking, an creative process that inspires them to maximize their personal and professional potential”. Jadi Coaching secara lebih umum dapat diartikan sebagai sebuah kerjasama dan proses kreatif yang tujuannya adalah menginspirasi, memprovokasi serta mengeksplorasi dan memberdayakan potensi personal/profesional klien secara terarah dan terukur, dengan cara bertanya, metafora dan memberikan feedback/feedforward.
APA PERBEDAAN MENDASAR ANTARA COACHING
DENGAN TRAINING Dan CONSULTING?
Saat ini istilah Coaching sudah mulai ramai dibicarakan. Tetapi tidak sedikit yang menganggap bahwa Coaching itu sama saja dengan Training dan Consulting, padahal ada perbedaan mendasar pada ketiganya.
Training adalah lebih menekankan pada sharing knowledge/skills. Seorang Trainer bertanggungjawab untuk mentransformasikan konowledge/skills tertentu kepada audiensnya. Tujuan dari training, adalah merubah dari yang tidak tahu menjadi tahu, yang tidak bisa (secara teknis) menjadi bisa.
Consulting lebih menekankan pada solusi (solution provider), penyelesaian masalah (problem solver) dan mereka melakukannya untuk klien (do it for you). Sehingga consulting ini lebih pada memberikan ikan daripada mengajari mengail.
Coaching lebih menekankan pada re-educating, mengekspolrasi dan memberdayakan sumberdaya-sumberdaya (exploring dan empowering of resources), orientasinya pada hasil (results) dengan berfokus pada proses yang terarah dan terukur. Coaching lebih pada mengajari mengail daripada memberi ikan.
Coaching menurut ICF (International Coach Federation) adalah “A Partnering with clients, in thoughts-provoking, an creative process that inspires them to maximize their personal and professional potential”. Jadi Coaching secara lebih umum dapat diartikan sebagai sebuah kerjasama dan proses kreatif yang tujuannya adalah menginspirasi, memprovokasi serta mengeksplorasi dan memberdayakan potensi personal/profesional klien secara terarah dan terukur, dengan cara bertanya, metafora dan memberikan feedback/feedforward.
APA PERBEDAAN MENDASAR ANTARA COACHING
DENGAN TRAINING Dan CONSULTING?
Saat ini istilah Coaching sudah mulai ramai dibicarakan. Tetapi tidak sedikit yang menganggap bahwa Coaching itu sama saja dengan Training dan Consulting, padahal ada perbedaan mendasar pada ketiganya.
Training adalah lebih menekankan pada sharing knowledge/skills. Seorang Trainer bertanggungjawab untuk mentransformasikan konowledge/skills tertentu kepada audiensnya. Tujuan dari training, adalah merubah dari yang tidak tahu menjadi tahu, yang tidak bisa (secara teknis) menjadi bisa.
Consulting lebih menekankan pada solusi (solution provider), penyelesaian masalah (problem solver) dan mereka melakukannya untuk klien (do it for you). Sehingga consulting ini lebih pada memberikan ikan daripada mengajari mengail.
Coaching lebih menekankan pada re-educating, mengekspolrasi dan memberdayakan sumberdaya-sumberdaya (exploring dan empowering of resources), orientasinya pada hasil (results) dengan berfokus pada proses yang terarah dan terukur. Coaching lebih pada mengajari mengail daripada memberi ikan.
ENTREPRENEUR
ENTREPRENEUR
Saya tertarik menjadi entrepreneur semenjak kuliah tepatnya ketika saya berada di bangku kuliah (akhir semester 8), MY GOD! Memang bukan waktu yang tepat buat mahasiswa memulai usaha.. -.-
jangan di tiru :P
Saya mulai sering mengikuti seminar/ training motivasi dan entrepreneruship. Meskipun tempatnya jauh dan biayanya mahal, saya tetap berusaha untuk dapat mengikutinya meskipun harus ngutang kesana-kemari dan menjual beberapa petak sawah.
Di perlajanan, sering kita semua melihat pedagang asongan, pengamen, pengemis, dan banyak lagi modelnya. Jujur, saya sangat sedih. Hati saya menangis. Saya bertanya mengapa pemerintah tidak memperdulikan mereka? (bukankah seharusnya mereka dipelihara oleh negara?) ,yg lebih saya sedihkan karena saya tidak dapat berbuat apa-apa.
Bagaimana reaksi kita melihat fenomena-fenomena ini? Dunia mahasiswa yang penuh dinamika merupakan sebuah lahan subur untuk memupuk tumbuhnya wirausahawan muda. Mahasiswa dengan segenap pengetahuannya ditambah dengan ide-ide “liar” plus keberanian khas pemuda merupakan modal awal yang telah dimiliki untuk menjadi pengusaha. Namun, pertanyaannya adalah kenapa hingga saat ini masih sedikit sekali lahirnya para pengusaha hebat dari kalangan mahasiswa, dibandingkan para sarjana yang mengantri mencari pekerjaan di berbagai bursa tenaga kerja? (tanya kenapa?)
Memang tidak dipungkiri telah cukup banyak lahir wirausaha muda yang lahir dari para mahasiswa. Sayangnya, jumlah ini masih sangat kecil jika kita prosentasekan. Tidak jarang hanya dengan bermodalkan tidak lebih dari 10 juta rupiah, bisnis mereka dapat berkembang dengan pesat. Omset mereka mampu menembus angka ratusan juta rupiah dalam setahun. Hal yang sangat luar biasa, terlebih biasanya mereka masih dalam masa studi di bangku kuliah.
Melihat realita ini sudah sepatutnya mahasiswa harus diberikan perhatian lebih terkait pertumbuhan jumlah wirausaha muda di Indonesia. Disinilah peran penting Pemerintah dalam menstimulus agar jiwa-jiwa entrepreneur para mahasiswa dapat tumbuh sehingga mahasiswa tidak lagi menjadi kuli-kuli di negeri sendiri. mahasiswa tidak lagi mencari pekerjaan pasca lulus tetapi justru para mahasiswalah yang menyediakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat luas.
Pemerintah tentu tidak dapat bergerak sendiri. Pemerintah dapat melakukan kerja sama dengan pihak kampus dalam memberikan stimulus agar jiwa-jiwa entrepreneur dapat tumbuh subur dalam diri mahasiswa. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memupuk jiwa entrepreneur dalam diri mahasiswa.
Pertama, Salah satu cara paling efektif adalah menyediakan kurikulum khusus terkait entrepreneur. Kurikulum ini dapat dijadikan kurikulum wajib universitas sehingga kurikulum ini wajib diambil oleh para mahasiswa lintas fakultas tanpa memandang mahasiswa dari jurusan apa pun.
Kedua, pihak kampus dapat bekerja sama dengan Pemerintah, Bank, Perusahaan, atau donatur untuk menyediakan dana hibah bagi mahasiswa untuk merealisasikan ide-ide bisnis mereka.
Ketiga, Adakan program pembimbingan yang berkesinambungan. Sebagai orang baru yang terjun di dunia bisnis, mahasiswa tentu belum cukup banyak merasakan asam garam dunia bisnis. Di sinilah letak pentingnya bimbingan dari berbagai pakar dan praktisi untuk menjadi mentor bagi para mahasiswa sehingga bisnis yang ditekuni oleh para mahasiswa dapat berjalan terus tanpa harus terputus di tengah jalan.
Itulah beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menghasilkan para wirausahawan muda, khususnya dari kalangan mahasiswa. Mengingat angka pengangguran dan kemiskinan yang masih begitu tinggi, kehadiran para pengusaha-pengusaha baru dapat menjadi oase kehidupan dan solusi bagi berbagai permasalahan sosial bangsa ini.
Jika satu orang saja pengusaha baru minimal mampu mempekerjakan dua orang pegawai, maka satu juta pengusaha baru dapat menciptakan dua juta lapangan pekerjaan baru. Belum lagi jika orang yang dipekerjakan tadi merupakan seorang kepala keluarga yang menanggung keluarganya, dapat dibayangkan betapa besarnya jasa seorang pengusaha bagi bangsa ini. So, menjadi pengusaha/entrepreneur muda, Siapa takut!!
Karena HIDUP kita tidak akan ada yg bisa mengubahnya selain diri kita sendiri! karena itu kita harus SEMANGAT SEMANGAT dan SEMANGAT! Sudah menjadi hukum alam bahwa kesuksesan akan berpihak pada mereka yang SEMANGAT dan BERANI berubah!
So inilah visi PT Formula Bisnis Indonesia
FOR BETTER INDONESIA
(Untuk Indonesia Lebih Baik)
Saya tertarik menjadi entrepreneur semenjak kuliah tepatnya ketika saya berada di bangku kuliah (akhir semester 8), MY GOD! Memang bukan waktu yang tepat buat mahasiswa memulai usaha.. -.-
jangan di tiru :P
Saya mulai sering mengikuti seminar/ training motivasi dan entrepreneruship. Meskipun tempatnya jauh dan biayanya mahal, saya tetap berusaha untuk dapat mengikutinya meskipun harus ngutang kesana-kemari dan menjual beberapa petak sawah.
Di perlajanan, sering kita semua melihat pedagang asongan, pengamen, pengemis, dan banyak lagi modelnya. Jujur, saya sangat sedih. Hati saya menangis. Saya bertanya mengapa pemerintah tidak memperdulikan mereka? (bukankah seharusnya mereka dipelihara oleh negara?) ,yg lebih saya sedihkan karena saya tidak dapat berbuat apa-apa.
Bagaimana reaksi kita melihat fenomena-fenomena ini? Dunia mahasiswa yang penuh dinamika merupakan sebuah lahan subur untuk memupuk tumbuhnya wirausahawan muda. Mahasiswa dengan segenap pengetahuannya ditambah dengan ide-ide “liar” plus keberanian khas pemuda merupakan modal awal yang telah dimiliki untuk menjadi pengusaha. Namun, pertanyaannya adalah kenapa hingga saat ini masih sedikit sekali lahirnya para pengusaha hebat dari kalangan mahasiswa, dibandingkan para sarjana yang mengantri mencari pekerjaan di berbagai bursa tenaga kerja? (tanya kenapa?)
Memang tidak dipungkiri telah cukup banyak lahir wirausaha muda yang lahir dari para mahasiswa. Sayangnya, jumlah ini masih sangat kecil jika kita prosentasekan. Tidak jarang hanya dengan bermodalkan tidak lebih dari 10 juta rupiah, bisnis mereka dapat berkembang dengan pesat. Omset mereka mampu menembus angka ratusan juta rupiah dalam setahun. Hal yang sangat luar biasa, terlebih biasanya mereka masih dalam masa studi di bangku kuliah.
Melihat realita ini sudah sepatutnya mahasiswa harus diberikan perhatian lebih terkait pertumbuhan jumlah wirausaha muda di Indonesia. Disinilah peran penting Pemerintah dalam menstimulus agar jiwa-jiwa entrepreneur para mahasiswa dapat tumbuh sehingga mahasiswa tidak lagi menjadi kuli-kuli di negeri sendiri. mahasiswa tidak lagi mencari pekerjaan pasca lulus tetapi justru para mahasiswalah yang menyediakan lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat luas.
Pemerintah tentu tidak dapat bergerak sendiri. Pemerintah dapat melakukan kerja sama dengan pihak kampus dalam memberikan stimulus agar jiwa-jiwa entrepreneur dapat tumbuh subur dalam diri mahasiswa. Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memupuk jiwa entrepreneur dalam diri mahasiswa.
Pertama, Salah satu cara paling efektif adalah menyediakan kurikulum khusus terkait entrepreneur. Kurikulum ini dapat dijadikan kurikulum wajib universitas sehingga kurikulum ini wajib diambil oleh para mahasiswa lintas fakultas tanpa memandang mahasiswa dari jurusan apa pun.
Kedua, pihak kampus dapat bekerja sama dengan Pemerintah, Bank, Perusahaan, atau donatur untuk menyediakan dana hibah bagi mahasiswa untuk merealisasikan ide-ide bisnis mereka.
Ketiga, Adakan program pembimbingan yang berkesinambungan. Sebagai orang baru yang terjun di dunia bisnis, mahasiswa tentu belum cukup banyak merasakan asam garam dunia bisnis. Di sinilah letak pentingnya bimbingan dari berbagai pakar dan praktisi untuk menjadi mentor bagi para mahasiswa sehingga bisnis yang ditekuni oleh para mahasiswa dapat berjalan terus tanpa harus terputus di tengah jalan.
Itulah beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menghasilkan para wirausahawan muda, khususnya dari kalangan mahasiswa. Mengingat angka pengangguran dan kemiskinan yang masih begitu tinggi, kehadiran para pengusaha-pengusaha baru dapat menjadi oase kehidupan dan solusi bagi berbagai permasalahan sosial bangsa ini.
Jika satu orang saja pengusaha baru minimal mampu mempekerjakan dua orang pegawai, maka satu juta pengusaha baru dapat menciptakan dua juta lapangan pekerjaan baru. Belum lagi jika orang yang dipekerjakan tadi merupakan seorang kepala keluarga yang menanggung keluarganya, dapat dibayangkan betapa besarnya jasa seorang pengusaha bagi bangsa ini. So, menjadi pengusaha/entrepreneur muda, Siapa takut!!
Karena HIDUP kita tidak akan ada yg bisa mengubahnya selain diri kita sendiri! karena itu kita harus SEMANGAT SEMANGAT dan SEMANGAT! Sudah menjadi hukum alam bahwa kesuksesan akan berpihak pada mereka yang SEMANGAT dan BERANI berubah!
So inilah visi PT Formula Bisnis Indonesia
FOR BETTER INDONESIA
(Untuk Indonesia Lebih Baik)
Subscribe to:
Posts (Atom)