Coach Elly Raharja
Seminar training motivasi merupakan agenda untuk membangun Indonesia lebih baik dengan mengadakan seminar bisnis, seminar franchise, seminar leadership, seminar kewirausahaan, seminar cara bisnis, bisnis coach indonesia, kerja sama mitra bisnis, bisnis online gratis, memulai cara bisnis dengan training-training bisnis sehingga membantu pebisnis mendapatkan uang banyak sehingga akan menjadikan wirausaha sukses dan pengusaha sukses yang akan meningkatkan perekonomian di Indonesia
Monday, 29 July 2013
starting a business (Cara memulai Bisnis)
Starting a
Business
Manusia memiliki keahlian yang luar biasa
untuk beradaptasi. Hal ini memungkinkan kita, mampu bertahan dari satu jaman ke
jaman yang lain. Di saat begitu banyak hal yang telah menjadi punah, kita, umat
manusia masih berdiri tegak dan terus berkembang.
Dulu, kita tidak memiliki teknologi
secanggih seperti sekarang ini. Ketidakpuasan manusia akan ketidakmampuannya,
membuat mereka berpikir keras untuk terus menciptakan sesuatu yang bisa membawa
umat manusia lebih maju, lagi dan lagi. Bahkan sekarang, pekerjaan manusia
banyak yang digantikan oleh tenaga robot. Dengan robot, tidak akan ada human
error, tidak perlu menggunakan perasaan untuk mengoperasikannya.
Demikian pula dengan menjadi orang tua.
Sekolah hanya diperuntukkan untuk mencetak para tenaga siap pakai untuk
menghasilkan uang. Namun tidak ada ilmu yang mengajarkan bagaimana menangani
pasangan dan anak. Di era modern seperti sekarang ini, bermunculan begitu
banyak konseling keluarga, psikolog anak, terapis keluarga dan segala bentuk
seminar dan workshop untuk mengajarkan bagaimana caranya menjadi orang tua dan
pasangan yang lebih baik.
Jika kita berbicara mengenai bisnis, konsep
yang sama juga berlaku di sini. Dimulai dari trial and error, orang menapaki
kemungkinan-kemungkinan yang ada, bagaimana menciptakan produk atau jasa,
bagaimana memasarkannya. Semua dilakukan dengan coba-coba. Barangkali yang
paling terkenal adalah mengenalkan produk dari pintu ke pintu. Setiap pintu
yang berada di lingkungannya diketuk untuk mendapatkan kesempatan mengenalkan
produk atau jasa yang dimiliki. Setiap toko yang ada didatangi dan didemokan
agar mendapat kepercayaan dari pemilik toko.
Setiap pola yang ada, dipelajari, dilakukan
kembali, dievaluasi sehingga menjadi pattern atau pola tertentu. Setelah
terbukti bahwa sebuah bisnis memerlukan kerangka tertentu, kembali muncul
keinginan untuk mengenalkan pola ini kepada orang lain, agar bisnis yang mereka
geluti juga mampu bertahan dan berkembang. Betul bahwa sekalipun dengan pola,
pebisnis masih melakukan trial and error untuk mengetahui apakah pola ini
sesuai dengan usahanya, namun memiliki pola dengan tidak adalah dua hal yang
sangat jauh perbedaannya.
Tanpa pola, kita mencoba semua hal yang
terpikirkan oleh kita. Jika benar, syukur. Jika salah, tidak hanya kita
mengalami kerugian material, namun juga waktu.
Dengan pola, minimal arah yang dijalankan
sudah memotong sebagian besar trial yang memerlukan biaya tinggi dan waktu
lama.
Orang bijak mengatakan, Learn from your own
experience is good, but learn from others’ experiences is better.
Sudahkah kita siap untuk mengetahui apa
yang dibutuhkan untuk membangun suatu usaha? Apakah sekedar berjualan sudah
cukup? Benarkah bahwa yang penting adalah menghasilkan uang? Adakah orang yang
Anda kenal, yang memiliki penghasilan besar dari usahanya, namun tetap dilemma
menghadapi karyawan dan hendak dibawa kemana usahanya sepuluh tahun dari
sekarang? Banyakkah orang yang kita kenal sejak kecil, sampai kita sudah
memiliki anak, masih tetap berada di usaha tersebut?
Begitu banyak orang yang mencemooh dan
mengatakan bisnis tidak perlu terlalu banyak teori. Setuju, jika Anda hanya
ingin berdagang. Dan orang sering melupakan bahwa teori tercipta dari adanya
suatu pemikiran yang ditindaklanjuti dengan pengujian yang berulang-ulang.
Teori bukan semata kata-kata di atas kertas. Sekali lagi, learning from others’
experiences is better….
Kemana arah usaha Anda akan mengarah? Apa
yang harus dikerjakan dalam rangka mencapai arah atau visi usaha Anda? Berapa
jumlah biaya yang diperlukan untuk enam bulan pertama beroperasi? Dari mana
sumber dana tersebut akan berasal? Apakah Anda memerlukan partner atau sendiri?
Bagian atau departemen apa saja yang diperlukan di dalam menjalankan usaha
tersebut? Pekerjaan apa saja yang perlu mereka kerjakan? Siapa yang bertanggung
jawab untuk posisi tertentu? Kapan akan dilaksanakan? Bagaimana menghasilkan
produk atau jasa dengan biaya yang paling efisien? Strategi marketing yang
bagaimana yang akan dijalankan? Berapa biaya untuk menerapkannya? Apa alasan
konsumen harus membeli dari kita? Bagaimana cara merubah calon pelanggan atau
prospek menjadi konsumen atau klien? Bagaimana cara mempertahankannya? Bagian
mana yang perlu disistemasi agar mendapatkan hasil yang lebih efektif?
Bagaimana cara menilai performance dari team? Training apa yang harus diberikan
kepada team agar mampu berkembang sesuai dengan perkembangan perusahaan? Kapan
bisnis akan berjalan tanpa owner? Berapa cabang yang akan dibuka?
Jadi, apakah bisnis memiliki pola yang bisa
diikuti oleh semua calon wirausahawan? Jawabannya adalah YA. Kita tidak
berbicara mengenai konten usaha yang dijalankan. Karena konten bisa bervariasi
sebanyak jenis bisnis yang ada di dunia. Namun pola konteks sebuah bisnis
memiliki kesamaan, terutama bagi bisnis pemula.
Sekali lagi, benar bahwa bisnis bukanlah
teori semata. Bisnis perlu realisasi dan tindakan. Owner menginginkan hasil
yang cepat dan nyata, sehingga planning adalah hal yang membuang-buang waktu.
Barangkali alasan yang lebih tepatnya adalah owner tidak mengetahui apa yang
harus direncanakan. Perencanaan yang disiapkan akan membantu owner untuk
melangkah dengan lebih cepat dan tepat dan siap menghadapi kemungkinan
perubahan-perubahan yang ada di kemudian hari.
Coach Elly Raharja
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment