Seminar training motivasi merupakan agenda untuk membangun Indonesia lebih baik dengan mengadakan seminar bisnis, seminar franchise, seminar leadership, seminar kewirausahaan, seminar cara bisnis, bisnis coach indonesia, kerja sama mitra bisnis, bisnis online gratis, memulai cara bisnis dengan training-training bisnis sehingga membantu pebisnis mendapatkan uang banyak sehingga akan menjadikan wirausaha sukses dan pengusaha sukses yang akan meningkatkan perekonomian di Indonesia
Wednesday, 16 October 2013
Coaching secara informal
Coaching digunakan secara implisit sebagai bagian dari percakapan sehari-hari antara manajer dan anggota timnya. Tak satupun dari mereka menganggapnya sebagai sesi 'Coaching'. Beberapa anggota tim meraka akan merespon dengan baik pada Manajer yang menyediakan waktu untuk mendengarkan mereka dengan sungguh-sungguh dan mengajukan pertanyaan pada mereka, sehingga membuat mereka mecari cara sendiri dari tantangan yang sedang dihadapi atau pemecahan dari sebuah permasalahan, tanpa diperintahkan apa yang harus dilakukannya. Bisa juga si Manajer memang sangat familier dengan pendekatan coaching (atau karena gaya komunikasinya memang seperti itu) bahwa dia secara tidak sadar memutuskan untuk melakukan "coaching" dengan seseorang namun secara naluriah lebih banyak mendengarkan dan bertanya ketimbang 'menasehati dan memerintahkan'.
Coaching secara informal tidak dijadwalkan secara ketat kecuali menjadi percakapan sehari-hari ditempat kerja. Percakapan seperti ini bisa pendek atau kadang panjang, satu lawan satu atau dalam satu kelompok, berorientasi pada tugas atau berorientasi pada orang. Apa yang membuat hal ini menjadi sesi coaching bukan pada model dan strukturnya yang formal, tapi lebih menyerupai gaya sebuah percakapan.
Gaya komunikasi berbentuk coaching adalah sebuah hal dimana manajer tersebut mengambil sebuah langkah mundur kebelakang. Sebuah upaya untuk mendorong anggota tim dalam menggali komitmen serta kreatifitasnya dan membantu mereka untuk menuntaskan tugas serta mempelajari sesuatu yang baru dalam prosesnya. Alih-alih memberi perintah atau membagikan pengetahuan, manajer malah mengajukan pertanyaan dan mendengarkan untuk mengamati apa yang didapatkan oleh anggota timnya. Untuk manajer, sesi coaching bukan sesuatu yang diawali dan diakhiri dengan sesi atau program coaching. Mengajukan pertanyaan, mendengarkan, berempati dan memberi umpan balik (bukan penilaian) adalah elemen-elemen dari gaya komunikasi pribadinya. Untuk sebuah organisasi yang memiliki budaya coaching, gaya coaching sederhana semacam ini sebutannya adalah 'hal-hal yang kita lakukan sehari-hari disini'.
Coaching secara informal lebih sebagai sebuah cara melakukan sesuatu ketimbang sebuah program yang terjadwal dengan jelas, tidak ada yang namanya permulaan dan akhir, melainkan sebuah proses yang berkelanjutan. Percakapan dalam kegiatan coaching semcam ini menjadi tiada akhir, dengan penekanan seperti merancang tujuan dan mengkaji ulang sepanjang proses berlangsung. Bukan seperti sebuah buku yang ada bagian tamatnya, namun lebih pada proses belajar yang lebih luas.
Sebagaimana sebuah coaching yang sifatnya informal dan tidak dibatasi dengan sesi-sei formal, gaya coaching tidak diarahkan secara khusus, namun tergantung kebutuhan pada situasi-situasi tertentu (sesuai dengan permintaan) sebagai bagian dari suatu rangkaian gaya manajemen. Selama satu sesi percakapan tertentu, seorang manajer bisa saja berpindah-pindah dari satu gaya coaching ke gaya lainnya seperti halnya gaya-gaya lain dalam berkomunikasi.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment