Friday, 27 September 2013

How to start a business? Edisi ke-2


oleh Coach Chandra Liestiawan
Bisnis Coach PT Formula Bisnis Indonesia
Setelah kita memahami pengertian bisnis itu sendiri, sekarang mari kita telusuri apa yang harus dipersiapkan bagi para calon wirausahawan di dalam membangun bisnis baru.
  1. Jenis usaha
Ini adalah tantangan pertama yang dihadapi oleh seorang calon wirausahawan pada saat memulai membangun bisnis. Bisnis apa yang akan dipilih? Bagaimana saya bisa yakin bahwa ini adalah bisnis yang cocok dengan saya? Apa bisnis yang sedang menjadi trend saat ini?
Kita sering mendengar bahwa bisnis dimulai dari passion atau minat kita. Yang menjadi masalah adalah begitu banyak orang tidak mengetahui apa yang menjadi passion nya. Ketika hal ini terjadi, orang cenderung menjadi peniru atau pengikut trend. Apakah semua bisnis yang sedang trend di pasar berlaku sama juga bagi kita? Apakah keberhasilan yang dinikmati oleh pebisnis lain semata-mata karena mereka juga mengikuti trend pemain sebelumnya? Apa yang harus dilakukan jika Anda mengalami tantangan dalam bisnis tersebut? Apakah Anda akan tetap bertahan dan mencari jalan keluar? Ataukah Anda akan mundur sebelum memulai dan menerima kondisi bahwa tidak memungkinkan untuk memulai suatu usaha?
Jika seseorang mengetahui apa yang menjadi passionnya, mereka memiliki rasa percaya diri yang lebih tinggi untuk memulai. Masalah yang dihadapi tidaklah menjadi masalah lagi, melainkan tantangan untuk menemukan solusi. Mengerjakan sesuatu yang menjadi passion kita adalah hal yang paling menyenangkan di dunia ini. Apalagi ketika hal tersebut juga mendatangkan keuntungan bagi pelakunya.
Apakah memulai suatu usaha dari passion pasti menjamin bahwa usaha tersebut akan sukses dan demikian pula sebaliknya? Tentu tidak. Masih banyak faktor penentu lainnya. Jika hanya mengandalkan passion, maka bisnis tidak lagi berorientasi untuk menghasilkan, melainkan hanya untuk mewujudkan passionnya. Banyak pengusaha yang akhirnya gulung tikar karena lebih mengutamakan passionnya daripada perkembangan usahanya.

bersambung..

How to start a business? Edisi ke-1


Coach Chandra Liestiawan
Bisnis Coach PT Formula Bisnis Indonesia


Melihat animo masyarakat Indonesia yang semakin tertarik untuk berwirausaha, merupakan tanda pertumbuhan ekonomi bangsa kita semakin hari semakin membaik. Walau angka wirausahawan masih jauh dari target pemerintah, yaitu 4%, namun antusiasme untuk memiliki usaha sendiri semakin nyata terlihat di masyarakat kita.
Peningkatan ini banyak terlihat di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Medan dan kota-kota lainnya. Ragam usahanya pun semakin berkembang, tidak saja usaha home industry, namun juga merambat ke dunia maya, online business. Jarak dan lokasi tidak lagi menjadi pertimbangan utama. Kita bisa memulai suatu usaha dan memiliki pelanggan di seluruh Indonesia.
Banyaknya keberhasilan yang diangkat ke media masa membuat para calon wirausahawan yang tadinya ragu untuk memulai, memberanikan diri untuk menerjuni usaha yang selama ini diimpikan. Namun juga tidak sedikit yang tetap berada dalam keraguan. Usaha apa, berapa modalnya, bagaimana mencari pelanggan, siapa saja teamnya dan masih banyak pertanyaan yang mengantung.
Beberapa orang mencemooh bahwa memulai suatu bisnis tidak perlu memikirkan banyak hal, yang penting adalah action. Yang penting bisa mendapatkan uang. Ada perbedaan antara berbisnis dan berdagang. Mari kita lihat perbedaannya :
Usaha dijabarkan sebagai sebuah badan usaha (organisasi) yang bertujuan untuk menghasilkan laba yang sebesar-besarnya secara terus menerus dan tumbuh berkesinambungan.
Ada unsur sebuah, badan usaha, menghasilkan laba, terus menerus dan berkesinambungan yang membentuk definisi sebuah kata usaha. Jika kita baru memenuhi unsur menghasilkan laba, kita belum bisa dikatakan memiliki sebuah bisnis/usaha.
Mari kita kupas satu persatu :
  1. Sebuah bisa diartikan bahwa kita memulai bisnis dengan satu fokus pada satu tujuan atau satu visi dan setiap manusia yang terlibat di dalam usaha tersebut memiliki satu tujuan bersama.
  2. Badan usaha memiliki makna bahwa ada sekelompok orang yang menjalankan usaha tersebut,  yang umum dikenal dengan nama struktur organisasi.
  3. Menghasilkan laba secara terus menerus adalah tujuan yang diharapkan dari membangun suatu usaha
  4. Tumbuh berkesinambungan memiliki makna bahwa suatu usaha harus bertumbuh dari waktu ke waktu. Jika tidak memiliki pertumbuhan, usaha ini pasti akan tergantikan oleh usaha yang lain 

RESTRUKTURISASI PROSES MANUFAKTUR


Oleh Coach Reza Pratikto
Bisnis Coach PT Formula Bisnis Indonesia

Agar proses restrukturisasi dapat berjalan dengan sukses maka akan dibutuhkan pemahaman yang kritis mengenai :
1. Kebutuhan dan kendala untuk melakukan perubahan - MENGAPA?
2. Diperlukan pergeseran paradigma - APA?
3. Proses implementasi - BAGAIMANA?
4. Melihat ke masa depan - APA LANGKAH BERIKUTNYA?

RESTRUKTURISASI PROSES MANUFAKTUR edisi ke-2


Oleh Coach Reza Pratikto
Bisnis Coach PT Formula Bisnis Indonesia 

Pergeseran Paradigma – APA?

Restrukturisasi
proses manufaktur yang sukses membutuhkan objektif yang telah dipikirkan dengan matang. Yang dimaksud adalah APA tujuan dari restrukturisasi tersebut dan bagaimana perusahaan akan menjadi berbeda sebagai hasilnya? Pergeseran paradigma dapat dikonseptualisasikan meliputi tiga dimensi yang berbeda tetapi tetap berkaitan yaitu:

1. Budaya; meliputi aspek usaha yang sangat luas dan paling sulit untuk dirubah. Perubahan terhadap budaya merupakan pendorong yang utama bagi perusahaan manufaktur. Yang termasuk di dalamnya adalah perubahan strategi, misi, tujuan fundamental, nilai-nilai yang dimiliki, filsafat dan kebijakan dasar.

2. Konfigurasi; berhubungan dengan desain dan hubungan organisasi serta distribusi fisik / geografis dari manusia, modal dan peralatan. Perubahan konfigurasi juga termasuk mengubah definisi tugas dasar dari setiap kegiatan proses manufaktur. Di dalam pabrik, perubahan konfigurasi termasuk mengelompokan kembali mesin-mesin ke dalam bagian-bagian tertentu atau penggunaan metode manufaktur baru yang signifikan.

3. Koordinasi; mengacu pada manajemen dan kontrol dalam sistem bisnis itu sendiri. Restrukturisasi biasanya membutuhkan arus informasi, arus bahan-bahan dan juga tanggung jawab manajerial yang baru.

Landasan untuk restrukturisasi berada di atas tiga sumber yang mendasar yaitu manusia, teknologi, dan informasi. Oleh karena itu restrukturisasi proses manufaktur kemudian dapat didefinisikan sebagai: proses perubahan yang signifikan di salah satu atau lebih dari tiga dimensi (budaya, konfigurasi dan koordinasi), melalui penyebaran atau pemindahan di salah satu atau lebih dari tiga sumber daya (manusia, teknologi, informasi).

Coach Reza Pratikto
Bisnis Coach PT Formula Bisnis Indonesia
Untuk Informasi tentang bisnis coaching bisa menghubungi PT Formula Bisnis Indonesia dengan menghubungi no 021 583 583 33

RESTRUKTURISASI PROSES MANUFAKTUR edisi ke-1


Oleh Coach Reza Pratikto
Bisnis Coach PT Formula Bisnis Indonesia

Kata 'restrukturisasi' mengandung banyak arti bagi setiap orang. Kata tersebut sering digunakan dalam bentuk saran untuk merampingkan kegiatan operasional, mengurangi duplikasi pekerjaan, merubah cara berbisnis dengan para mitra atau supplier dan lain-lain. Topik  yang akan dibahas kali ini mencakup pendekatan proaktif untuk restrukturisasi proses manufaktur di mana kekuatan yang paling utama dalam melakukan perubahan adalah untuk mencapai kemampuan jangka panjang dari sebuah perusahaan untuk memenuhi kebutuhannya.

Restrukturisasi proses manufaktur sebaiknya dipandang sebagai suatu proses peremajaan yang mendasar di seluruh bagian dari perusahaan. Hal yang paling mendasar adalah bahwa ternyata melakukan hal-hal dengan lebih baik (doing things better) ternyata tidak cukup. Yang sangat dibutuhkan sebenarnya adalah melakukan hal-hal yang lebih baik (to do better things). Agar proses restrukturisasi dapat berjalan dengan sukses maka akan dibutuhkan pemahaman yang kritis mengenai:

1. Kebutuhan dan kendala untuk melakukan perubahan - MENGAPA?

2. Diperlukan pergeseran paradigma - APA?

3. Proses implementasi - BAGAIMANA?

4. Melihat ke masa depan - APA LANGKAH BERIKUTNYA?



1. Kebutuhan dan kendala untuk melakukan perubahan - MENGAPA?

Kebutuhan, baik dari sisi internal maupun eksternal perusahaan seperti faktor ekonomi, sosial dan politik, mengamanatkan perubahan mendasar dalam kegiatan operasional perusahaan. Kendala, di sisi lain, bertindak sebagai penghambat yang membatasi proses restrukturisasi yang hendak dilakukan. Secara bersama-sama, kebutuhan dan kendala akan menjadi alasan MENGAPA dibutuhkan restrukturisasi terhadap proses manufaktur. Dari semua lini, intensitas kebutuhan di masa depan untuk melakukan perubahan akan cenderung meningkat, dan bukannya menurun. Perusahaan perlu memahami dinamika kekuatan yang dapat mencetuskan perubahan, serta bagaimana kebutuhan dan kendala baik di internal maupun eksternal perusahaan dapat berubah dari waktu ke waktu. Beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai contoh misalnya aktifitas usaha yang dilakukan oleh pesaing, pasar mendikte siklus produk yang lebih pendek, kompetisi global, persyaratan untuk fitur produk yang harus ditingkatkan dan harga, permintaan atas ukuran jauh lebih kecil, dan kekuatan kompetitif perusahaan lain yang telah sukses mengalami proses restrukturisasi.

Coach Reza Pratikto
Bisnis Coach PT Formula Bisnis Indonesia
Untuk Informasi tentang bisnis coaching bisa menghubungi PT Formula Bisnis Indonesia dengan menghubungi no 021 583 583 33
 

SELAMAT DATANG, SELAMAT BERKUNJUNG

DAPATKAN INFO BISNIS SEMINAR TRAINING MOTIVASI TERBARU

DAPATKAN INFO MITRA BISNIS, INFO ENTREPRENUR, INFO BISNIS

ADD PIN 57BD201A untuk Info Bisnis dan Silahkan isi form untuk info lebih lanjut

MENGGUNAKAN BLOG karena ingin menunjukkan bisnis tanpa modal